Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bersama para relawan dan aktivis lingkungan hidup menggelar aksi bersih lingkungan Sungai Code, Pedukuhan Bibis, Kelurahan Timbulharjo, guna memperingati World Cleanup Day atau Hari Bersih-Bersih Sedunia tingkat Bantul tahun 2025.
"Peringatan Hari Bersih-Bersih Sedunia rangkaiannya sudah kita mulai sejak dua minggu lalu dan puncaknya hari ini. Ini hanyalah sebuah penanda bahwa Bantul memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan masalah sampah," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di sela-sela kegiatan bersih Sungai Code di Bantul, Rabu.
Menurut dia, Sungai Code, salah satu sungai yang melintasi wilayah Bantul, menjadi sasaran aksi bersih bersih ini karena menjadi kawasan masuknya sampah dari utara, baik karena aktivitas pembuangan sampah atau dampak hujan yang terbawa arus sungai.
"Ini adalah daerah atau kawasan aliran sungai yang sangat rentan terhadap masuknya sampah, bukan hanya dari pembuangan di Bantul, tetapi juga pembuangan sampah yang dari daerah utara Bantul," katanya.
Baca juga: KLH percepat implementasi Prokasih dimulai dari pembersihan Sungai Cipinang
Baca juga: Sultan HB X dukung pemanfaatan kawasan sungai untuk rekreasi dan ekonomi warga
Oleh karena itu Sungai Code menjadi sasaran penting gerakan untuk mewujudkan Bantul Bersih Sampah 2025. Terlebih di Bantul juga ada Sungai Oya di ujung timur, Sungai Progo di ujung barat, kemudian di tengah ada Sungai Code, Sungai Bedog, dan Winongo.
"Jadi, misalnya orang Sleman, orang Yogyakarta, membuang sampah di Sungai Code akhirnya ke Bantul juga, membuang sampah ke Sungai Progo ke Bantul juga, maka ini memang menjadi gerakan bersih-bersih tidak hanya Bantul saja, tapi juga wilayah DIY," katanya.
Menurut dia, Pemkab telah membangun berbagai sarana prasarana dan instalasi pengolahan sampah seperti TPST Modalan, TPST Dingkikan, TPST Tamanan, TPST Potorono dan ITF (Intermediate Treatment Facility) Bawuran lengkap dengan peralatan insinerator untuk pengolahan sampah.
"Namun sarana prasarana tersebut belum mampu untuk menyelesaikan masalah sampah, justru kita bisa menyelesaikan sampah itu kalau ada perubahan budaya secara masif, hanya dengan cara itu kita bisa menyelesaikan masalah sampah," katanya.
Baca juga: KLH dan sejumlah komunitas bersih-bersih Sungai Ciliwung Bogor
Bupati Halim mengatakan Program Bantul Bersih Sampah akan percuma apabila ada sarana prasarana, Tempat Pengolahan Sampah (TPS), Tempat Pembuangan Akhir (TPA), ITF, dan tong tong sampah, tetapi budaya membuang sampah sembarangan masih saja terjadi.
"Tetapi kalau instalasi pengolahan sampah dibarengi dengan budaya bersih sampah, artinya yang diubah itu perilaku atau kebiasaan, maka Insya Allah sampah selesai. Dan kita sudah membangun perilaku mengolah sampah mandiri dimulai dari lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN)," katanya.
Maka dari itu, kata Bupati, kegiatan ini menjadi salah satu agenda perubahan budaya bersih lingkungan yang coba dibangun di Kabupaten Bantul, meski diakui untuk mengubah perilaku masyarakat atau membudayakan mengolah sampah tersebut tidak mudah.
"Karena ini menyangkut budaya, bukan hanya sarana prasarana pengolahan sampah, World Cleanup Day ini adalah momentum menguatkan komitmen agar 2025 ini masalah sampah tuntas dimulai dari perubahan perilaku, perubahan budaya dan tersedianya sarana prasarana pengolahan sampah," katanya.
