Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut tiga kunci sukses pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi fondasi penting untuk memastikan pelaksanaan yang efektif, merata, dan berkelanjutan.
Kepala BGN Dadan Hindayana dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, menyampaikan kunci pertama adalah alokasi anggaran untuk memastikan MBG menjangkau seluruh sasaran 82,9 juta orang yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, hingga anak-anak sekolah PAUD hingga SMA.
"Tahun ini BGN menerima alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun, ditambah dana stand by Rp100 triliun. Dari total tersebut, Rp99 triliun berhasil terserap, sementara Rp70 triliun dikembalikan kepada Presiden Republik Indonesia karena kemungkinan tidak terserap di tahun ini," kata Dadan.
Baca juga: Wakil Kepala BGN ingatkan Program MBG tidak boleh berorientasi bisnis
Dadan melanjutkan tahun depan dukungan pemerintah meningkat signifikan, dengan total anggaran yang diterima Rp268 triliun. Selain itu pemerintah juga menyiapkan dana cadangan sebesar Rp67 triliun, sehingga total dukungan dalam APBN mencapai Rp335 triliun guna mendukung pelaksanaan Program MBG 2026.
"Dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, setiap hari kita akan menyalurkan dana sekitar Rp1,2 triliun. Bagi kementerian lain, angka itu mungkin setara dengan anggaran satu tahun penuh, tetapi bagi kami di BGN, itu adalah kebutuhan satu hari," ujar Dadan.
Ia melanjutkan kunci kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Pemerintah memastikan bahwa tenaga pelaksana Program MBG merupakan SDM terlatih yang seluruhnya lulusan perguruan tinggi dari Sarjana Penggerak Pemuda Indonesia (SPPI) yang kini memimpin Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
"SPPI identik dengan SPPG, tidak ada satupun SPPG yang tidak dipimpin SPPI sebagai kepala SPPG," ucap Dadan.
Baca juga: Pemerintah siapkan uji cepat dan chef profesional kawal kualitas MBG
