Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa beraudiensi dengan investor, yang berasal dari perbankan maupun pelaku pasar modal, dan menjamin bakal membuat perekonomian Indonesia tumbuh lebih cepat.
"Forum ini baru ketemu saya satu kali kan. Sebenarnya mereka ingin tahu saya kayak gimana orangnya, apa landasan kebijakan saya ke depan untuk memastikan kami bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat," kata Purbaya usai pertemuan dengan investor di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin.
Menurut Purbaya, salah satu yang disampaikan oleh para investor adalah iklim investasi Indonesia yang dinilai masih membutuhkan perbaikan.
Purbaya mengaku telah berjanji untuk memperbaiki iklim investasi, salah satunya melalui tim percepatan program pembangunan yang akan dibentuk bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca juga: Menkeu Purbaya sebut rencana tarif 100 persen Trump barang asal China bisa untungkan RI
Baca juga: Menkeu janji evaluasi dana transfer ke Jakarta jika perekonomian sudah membaik
Purbaya bakal bergerak lebih cepat usai tim itu terbentuk.
Di sisi lain, dia juga berencana membuka kanal aduan bagi pelaku bisnis yang terkoneksi langsung dengan dirinya.
Purbaya bakal mendedikasikan satu hari dalam satu minggu untuk memecahkan perkara-perkara yang dilaporkan.
"Jadi orang bisa mengadu di situ. Saya hakimnya, kami bereskan," ujarnya.
Investor juga turut menanyakan efektivitas penempatan dana pemerintah atau saldo anggaran lebih (SAL) APBN senilai Rp200 triliun di bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Baca juga: Menkeu Purbaya yakin ekonomi tumbuh 5,5 persen, sektor properti salah satu pendorong
Purbaya menyatakan penyerapan dana makin lama makin baik, bahkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengajukan penambahan dana.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Keuangan, injeksi dana itu bisa mendorong ekonomi tumbuh di atas 5,5 persen pada kuartal IV 2025.
Purbaya juga menjamin investor bisa melihat hasil penempatan dana pada sisa akhir 2025.
Tak hanya soal efektivitas, para investor juga menyampaikan kekhawatiran soal kemungkinan ekspansi fiskal yang berpotensi melebarkan defisit dan meningkatkan rasio utang.
"Mereka melihat ini ekspansi fiskal, saya bilang ini hanya manajemen kas. Saya bilang saya nggak akan ceroboh menembus batas 3 persen untuk defisit APBN dan nggak akan menaikkan rasio utang dalam jangka pendek," tutur Purbaya.
