Depok (ANTARA) - Guru besar Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI, Prof. Isbandi Rukminto Adi mengatakan kebijakan pembangunan yang berfokus pada pengembangan modal manusia, sosial, dan spiritual penting diimplementasikan agar penduduk lanjut usia dapat berdaya dan menjadi lansia yang lebih produktif serta sehat.
Isbandi Rukminto Adi mengatakan hal tersebut pada acara seminar internasional yang bertajuk "Triangular Collaboration in Elderly Care: Academia, Industry, and Community for Sustainable Ageing
Solutions" di Auditorium Komunikasi, FisiP UI, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu.
“Pengembangan modal tersebut akan mendorong serta mempercepat pencapaian lima dimensi
dalam policy context untuk lansia yang produktif dan sehat, yaitu physical dimension,
psychological dimension, social dimension, spiritual dimension dan financial dimension,” kata Isbandi.
Sementara itu Dekan FISIP UI, Prof. Semiarto Aji Purwanto mengatakan, di Indonesia, sistem keluarga tradisional masih ada, tetapi semakin rapuh.
Menurut dia banyak anak merantau untuk bekerja, sehingga orang tua lanjut usia sering hidup sendiri. Hal ini memunculkan dua masalah utama: kekerasan terhadap lansia dan lansia yang tinggal sendirian tanpa dukungan keluarga.
“Karena itu, perawatan lansia tidak bisa hanya mengandalkan keluarga, tetapi juga tidak bisa
sepenuhnya diserahkan ke institusi. Solusi terbaik adalah sistem hibrida, dengan menggabungkan solidaritas keluarga dengan layanan profesional, dukungan komunitas, dan peran negara,” ujarnya.
Prof. Aji berharap peran pemerintah dalam kebijakan ini bertumpu pada kesehatan,
perlindungan sosial dan partisipasi aktif dari lansia.
Namun, strategi ini hanya akan berhasil jika didukung oleh kebijakan yang mengintegrasikan keluarga, pengasuh, komunitas, dan dunia
usaha ke dalam sebuah sistem yang terpadu.
Ia berharap seminar ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan dan model intervensi yang
dapat diadaptasi oleh pemerintah, organisasi sosial, dan pelaku industri, termasuk Universitas
Indonesia.
