Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia menemukan 40 ton peluru dan selongsong dalam operasi penggerebekan sejumlah tempat pengolahan limbah elektronik di beberapa negara bagian pada bulan lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution Ismail dalam sebuah pernyataan yang diakses di Kuala Lumpur pada Jumat (7/3).
Operasi terpadu tersebut dilakukan pada 14 Februari di 46 lokasi di semua negara bagian, kecuali Perlis dan Kuala Lumpur.
Saifuddin mengatakan temuan itu menimbulkan persoalan besar, asal peluru dan alasan memasukkannya ke Malaysia perlu diselidiki.
Nilai temuan itu diperkirakan mencapai 3,9 miliar ringgit (sekitar Rp14,3 triliun).
Saifuddin mengaku telah menerima pengarahan lengkap dari pihak berwenang dan telah memberi tahu perdana menteri terkait masalah tersebut.
"Intelijen juga menunjukkan bahwa masih ada tempat lain yang beroperasi, dan kami akan terus menindak jaringan ini,” kata dia.
Bea cukai dan otoritas lainnya sedang memeriksa dokumen kargo dan rute masuk 40 peluru dan selongsong ke negara itu.
Menurut Saifuddin, tidak tertutup kemungkinan adanya sindikat kejahatan yang terlibat.
Baca juga: Pendidikan digital gunakan perangkat elektronik berikan dampak buruk bagi lingkungan