New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena data lowongan pekerjaan AS memberikan optimisme baru, namun kenaikannya dibatasi setelah pejabat Fed menyarankan melewatkan kenaikan suku bunga Juni
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,16 persen menjadi 104,3344 pada akhir perdagangan.
Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) pada Rabu (31/5) menunjukkan pekerjaan di AS mencapai 10,1 juta pada April, melampaui ekspektasi pasar sebesar 9,375 juta dan juga lebih tinggi dari angka revisi dari periode sebelumnya sebesar 9,745 juta.
Laporan BLS mengungkapkan penurunan jumlah orang yang berhenti dari pekerjaan mereka sebesar 286.000 menjadi 5,7 juta pada April, sementara jumlah karyawan tetap relatif tidak berubah di 6,1 juta.
Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester mengatakan bahwa dia tidak melihat alasan yang kuat untuk menghentikan kenaikan suku bunga di tengah "tekanan inflasi yang keras kepala."
Investor mengatur ulang ekspektasi setelah komentar Jefferson, dengan harga berjangka terkait dengan suku bunga kebijakan Fed hanya mencerminkan satu dari tiga peluang kenaikan suku bunga Juni. Sebelumnya, setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan lowongan kerja naik, suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang kenaikan sebesar 71 persen.
Presiden Federal Reserve Philadelphia, Patrick Harker juga mengatakan pada Rabu (31/5/2023) bahwa dia cenderung untuk mendukung "melewati" kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral berikutnya pada Juni.
Dolar naik
Kamis, 1 Juni 2023 8:06 WIB