Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut implementasi kebijakan Biodiesel 35 (B35) yang menyerap 13,15 juta kiloliter biodiesel akan menghemat devisa Indonesia hingga 10,75 miliar dolar AS.
Kebijakan ini juga diyakini dapat meningkatkan nilai tambah industri hilir sebesar Rp16,76 triliun dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 34,9 juta ton setara karbon dioksida.
“Pemerintah mendorong BUMN seperti Pertamina dan PLN untuk menggunakan produk yang lebih sustainable dan mendorong ini menjadi Key Performance Indicator dari para direksi yang bergerak di bidang energi,” kata Airlangga dalam Talkshow "Implementasi B35" di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Program B35 serap 13,15 juta kiloliter biodiesel
Berkaca dari implementasi B30 pada tahun 2022, sebanyak lebih dari 10,5 juta kiloliter biodiesel telah disalurkan sehingga devisa sekitar 8,34 miliar dolar AS dapat dihemat.
Program B30 juga menyerap tenaga kerja lebih dari 1,3 juta orang serta mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 27,8 juta ton setara karbon dioksida.
Selama kurun waktu tujuh tahun terakhir, tingkat pencampuran biodiesel pada solar terus ditingkatkan dari 15 persen (B15) pada tahun 2015, 20 persen (B20) pada 2016, dan 30 persen (B30) pada tahun 2020.
Baca juga: Biodiesel B-100 solusi di tengah meroketnya harga minyak dunia
Mulai 1 Februari 2023 tingkat campuran mandatori biodiesel akan kembali dinaikkan menjadi 35 persen (B35).
“Hari ini kita meningkatkan mandatori biodiesel dan ini sebagai substitusi bahan bakar solar yang digunakan di mesin diesel, dan juga membawa Indonesia dengan energi yang ramah lingkungan,” imbuh Airlangga.