Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis ditutup melemah, namun disebut masih berada pada level fundamentalnya.
Rupiah ditutup melemah 85 poin atau 0,6 persen ke posisi Rp14.170 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.085 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Kamis, mengatakan pelemahan rupiah disebabkan faktor teknikal namun bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
"Rupiah masih berada pada level fundamentalmya, bahkan masih kuat. Mungkin ada faktor teknikal saja, dan investor mulai take profit," ujar Rully.
Baca juga: Emas jatuh lagi saat "greenback" menguat dan investor memburu aset berisiko
Menurut Rully, level fundamental rupiah saat ini berada di kisaran level Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.
Rully menilai, memang dalam beberapa hari terakhir, penguatan rupiah tergolong terlalu cepat sejak pemilu Amerika Serikat dan penemuan vaksin.
"Dari faktor luar negeri, juga terlihat dolar AS menguat terhadap beberapa mata uang utama lainnya," kata Rully.
Baca juga: Bima Arya dorong pembentukan Forum Ekonomi Kreatif Kota Bogor
Pada Jumat (13/11) besok, lanjut Rudy, mata uang Garuda diperkirakan akan sedikit melemah.
"Kalau saya melihat mungkin besok bisa sedikit melemah, tapi tidak terlalu dalam," ujar Rully.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.080 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.080 per dolar AS hingga Rp14.189 per dolar AS.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.187 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.076 per dolar AS.
Nilai tukar Rupiah melemah namun masih berada di level fundamental
Kamis, 12 November 2020 19:03 WIB
Rupiah masih berada pada level fundamentalmya, bahkan masih kuat. Mungkin ada faktor teknikal saja, dan investor mulai take profit.