Banten, (Antaranews Bogor) - Institut Pertanian Bogor memberikan pendampingan teknologi pertanian untuk petani di Provinsi Banten, sebagai salah satu upaya untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian.

Pendampingan teknologi pertanian tersebut merupakan kerja sama IPB melalui Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) dan Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian dan Peternakan.

Direktur KSKP IPB, Dr Dodok Ridho Nurrochmat, Rabu mengatakan, sejumlah kegiatan penelitian melalui berbagai skema penelitian telah menghasilkan berbagai inovasi yang berpotensi mempunyai dampak yang luas bagi masyarakat di bidang padi, hortikultura, pakan ternak, klinik tanaman dan klinik nutrisi ternak.

Sementara untuk akses petani maupun pemangku kepentingan petani seperti pemerintah daerah terhadap inovasi yang dihasilkan IPB masih relatif kurang.

"Penerapan inovasi bidang pertanian tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian khususnya di wilayah Provinsi Banten," kata Dodik.

Kegiatan pendampingan teknologi pertanian yang diselenggarakan oleh IPB dengan Dinas Pertanian dan Peternak diisi dengan berbagai kegiatan yakni diskusi interaktif menghadirkan pembicara dari peneliti dan ahli IPB, serta dari dinas terkait.

Sejumlah pembicara yang hadir diantaranya guru besar Agronomi bidang pemuliaan tanaman IPB Prof Muhammad Syukur memaparkan tentang varietas padi unggul, tanaman sayur dan buah, Dr Suryo Wiyono yang memaparkan tentang pengendalian hama terpadu hortikultura, Dr Suryahadi dengan materi tentang teknologi pakan ternak "hifer-plus" dan konsentrat berbasis bahan baku lokal.

Hadir juga Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Eneng Nurcahyati yang memaparkan aktualisasi dan harapan terhadap pertanian di provinsi tersebut.

Acara tersebut juga diisi dengan mini expo yang menampilkan hasil-hasil penelitian IPB seperti varietas padi dan teknologi produksinya, varietas buah dan sayur, serta teknologi produksi teknologi pakan ternak, klinik tanaman, klinik nutrisi ternak.

Hadir juga sejumlah petani-petani unggul dan berprestasi dari wilayah Provinsi Banten yang menampilkan produk-produk pertaniannya seperti melon, manggis, dan durian.

IPB juga menghadirkan mobil klinik tanaman yang secara khusus didatangkan untuk memberikan pendampingan kepada para petani yang hadir.

Kasubid Kebijakan Pertanian Direktorat Kajian Strategis Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB Dr Suryo Wiyono mengatakan, kerja sama pertanian antar sub sektor antara IPB dengan Pemerintah Provinsi Banten sudah pernah diselenggarakan sebelumnya, namun belum secara keseluruhan.

"Kerja sama kali ini secara keseluruhan tidak hanya pertanian tanaman pangan dan hortikultura tetapi juga peternakan," kata Suryo.

Menurut Suryo, Provinsi Banten cukup potensi di sektor pertanian dan peternakan, karena selain didukung oleh luas wilayah juga akses pasar yang langsung ke Ibu Kota Negara dan sejumlah daerah lainnya.

Ia mengatakan, secara geografis Provinsi Banten yang paling potensi di wilayah Utara dan Selatan. Wilayah Utara yang kering menjadi kawasan industri sementara di wilayah Selatan yang merupakan dataran rendah cukup potensial sebagai lahan pertanian.

"Banten cukup prospek untuk pengembangan pertanian terutama hortikultura. Saat ini Banten sudah memproduksi melon, manggis, dan durian," kata Suryo.

Selain tanaman hortikultural, tanaman pangan juga potensial dikembangkan di Provinsi Banten.

"Banten juga menjadi sentra tanaman Anggrek, karena pasar bunga terbesar ada di Rawa Belong ada di Tanggerang. Masyarakat bisa didorong mengembangkan budi daya anggrek karena dilihat dari wilayah Banten ini kan padat penduduk, halaman kecil jadi bisa dimanfaatkan untuk menanam anggrek," kata Suryo.

Pendampingan teknologi pertanian yang diselenggarakan oleh IPB bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten dihadiri sekitar 100 peserta terdiri dari petani, penyuluh serta pemangku kepentingan terkait.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014