Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara, menilai pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat kurang maksimal karena objek wisata khususnya di Taman Bumi (Geopark) Ciletuh, di Palabuhanratu, masih dipadati wisatawan.
"Penerapan PSBB parsial yang diterapkan di 14 kecamatan belum maksimal, karena menjelang dan pasca-Idul Fitri masih banyak ditemukan aktivitas warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan mulai dari memadati pusat perbelanjaan dan saat ini giliran objek wisata yang dipadati wisatawan yang datang dari berbagai daerah," katanya, di Sukabumi, Rabu.
Baca juga: Sopir angkot di Sukabumi masih abai pembatasan penumpang saat penerapan PSBB
Ia juga merasa cemas dengan banyak wisatawan yang datang dari luar daerah dan zona merah yang bisa saja menjadi pembawa Covid-19. Padahal pemerintah sudah menutup kawasan objek wisata taman Bumi dunia ini, tetapi masih tetap saja wisatawan bisa menembusnya karena masih banyak jalur tikus untuk masuk ke destinasi wisata di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini.
Tentunya, penerapan PSBB parsial yang dilakukan pada gelombang pertama maupun kedua di Kabupaten Sukabumi harus dievaluasi, bahkan diketahui dari jumlah peningkatan orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan masih terjadi lonjakan. Pada Rabu juga ditemukan kasus baru warga terinfeksi Covid-19.
Baca juga: PSBB di Kabupaten Sukabumi diperluas areanya menjadi 14 kecamatan
Namun demikian, pihaknya mengakui untuk mencegah kedatangan wisatawan tidaklah mudah apalagi mencapai ribuan orang, petugas gabungan yang melakukan penjagaan pun kewalahan karena banyak wisatawan dari luar daerah yang bandel dan nekat masuk melalui jalur tikus seperti melalui permukiman warga dan lainnya.
"Seperti menjelang lebaran sudah menjadi sebuah tradisi warga untuk datang ke pasar dan berbelanja sembako serta baju lebaran dan pasca-lebaran objek wisata diserbu wisatawan, ini sudah seperti kebiasaan atau budaya warga. Tentunya peran warga untuk melakukan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 sangat penting, jangan sampai menyesal dikemudian hari akibat terpapar virus mematikan ini," tambahnya.
Baca juga: Ribuan wisatawan hendak ke objek wisata Geopark Ciletuh Sukabumi diputar balikkan petugas
Sementara itu, Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, mengatakan grafik Covid-19 di Kabupaten Sukabumi terus meningkat. Ini terjadi selain banyaknya warga luar yang masu, juga banyak warga Kabupaten Sukabumi yang bekerja di luar daerah atau zona merah mudik ke kampung halamannya.
Lanjut dia, pada saat perayaan Idul Firti di Kecamatan Tegalbuleud tepatnya di muara Cikaso dipadati pengunjung dari luar daerah. Mereka mayoritas wisatawan yang datang ke lokasi wisata alam itu dengan menggunakan kendaraan plat B dan D, sehingga mereka bisa diketahui asalnya dari mana.
"Kami terus melakukan evaluasi penerapatan PSBB dan camat sebagai pimpinan di tingkat kecamatan harus meningkatkan antisipasi dan komunikasi secepatnya, jangan sampai wisatawan tidak terbendung dan dampaknya penyebaran virus ini akan semakin meluas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Penerapan PSBB parsial yang diterapkan di 14 kecamatan belum maksimal, karena menjelang dan pasca-Idul Fitri masih banyak ditemukan aktivitas warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan mulai dari memadati pusat perbelanjaan dan saat ini giliran objek wisata yang dipadati wisatawan yang datang dari berbagai daerah," katanya, di Sukabumi, Rabu.
Baca juga: Sopir angkot di Sukabumi masih abai pembatasan penumpang saat penerapan PSBB
Ia juga merasa cemas dengan banyak wisatawan yang datang dari luar daerah dan zona merah yang bisa saja menjadi pembawa Covid-19. Padahal pemerintah sudah menutup kawasan objek wisata taman Bumi dunia ini, tetapi masih tetap saja wisatawan bisa menembusnya karena masih banyak jalur tikus untuk masuk ke destinasi wisata di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini.
Tentunya, penerapan PSBB parsial yang dilakukan pada gelombang pertama maupun kedua di Kabupaten Sukabumi harus dievaluasi, bahkan diketahui dari jumlah peningkatan orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan masih terjadi lonjakan. Pada Rabu juga ditemukan kasus baru warga terinfeksi Covid-19.
Baca juga: PSBB di Kabupaten Sukabumi diperluas areanya menjadi 14 kecamatan
Namun demikian, pihaknya mengakui untuk mencegah kedatangan wisatawan tidaklah mudah apalagi mencapai ribuan orang, petugas gabungan yang melakukan penjagaan pun kewalahan karena banyak wisatawan dari luar daerah yang bandel dan nekat masuk melalui jalur tikus seperti melalui permukiman warga dan lainnya.
"Seperti menjelang lebaran sudah menjadi sebuah tradisi warga untuk datang ke pasar dan berbelanja sembako serta baju lebaran dan pasca-lebaran objek wisata diserbu wisatawan, ini sudah seperti kebiasaan atau budaya warga. Tentunya peran warga untuk melakukan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 sangat penting, jangan sampai menyesal dikemudian hari akibat terpapar virus mematikan ini," tambahnya.
Baca juga: Ribuan wisatawan hendak ke objek wisata Geopark Ciletuh Sukabumi diputar balikkan petugas
Sementara itu, Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, mengatakan grafik Covid-19 di Kabupaten Sukabumi terus meningkat. Ini terjadi selain banyaknya warga luar yang masu, juga banyak warga Kabupaten Sukabumi yang bekerja di luar daerah atau zona merah mudik ke kampung halamannya.
Lanjut dia, pada saat perayaan Idul Firti di Kecamatan Tegalbuleud tepatnya di muara Cikaso dipadati pengunjung dari luar daerah. Mereka mayoritas wisatawan yang datang ke lokasi wisata alam itu dengan menggunakan kendaraan plat B dan D, sehingga mereka bisa diketahui asalnya dari mana.
"Kami terus melakukan evaluasi penerapatan PSBB dan camat sebagai pimpinan di tingkat kecamatan harus meningkatkan antisipasi dan komunikasi secepatnya, jangan sampai wisatawan tidak terbendung dan dampaknya penyebaran virus ini akan semakin meluas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020