Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Jawa Barat mencatat sejak awal 2014 sampai dengan Agustus, terdapat 457 kasus penyebaran Demam Berdarah Dengue yang tersebar di seluruh kecamatan.

"Angka kasus penyebaran penyakit ini paling tinggi saat musim pancaroba, bahkan pada musim kemarau ini kami mengimbau kepada warga untuk selalu mewaspadai akan penyebaran penyakit ini yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti," kata Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Ritanenny Edlien Silyena Mirah kepada wartawan, Selasa.

Menurut Rita, jika dibandingkan dengan tahun jumlah kasus DBD mengalami penurunan, karena dari data pihaknya di akhir bulan yang sama pada 2013 mencapai 597 kasus. Bahkan, pada 2012 lalu jumlah penyebaran penyakit ini Kota Sukabumi sempat berada di urutan ke tiga se-Jabar dengan 926 kasus.

Walaupun kasus DBD ini mengalami penurunan secara kuantitas tapi angka tersebut masih terbilang tinggi, bahkan selama tiga tahun terakhir Kota Sukabumi masih dinyatakan sebagai daerah rawan DBD. Namun untuk korban meninggal dunia akibat penyakit ini terbilang relatif kecil.

"Upaya yang kami lakukan untuk menekan penyebaran penyakit ini sekaligus menurunkan jumlah kasus seperti dengan cara rutin melaksanakan pembinaan, penyuluhan dan sosialisasi, termasuk pelaksanaan fogging atau pengasapan di daerah rawan penyebaran penyakit ini atau sarang nyamuk," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat apalagi saat ini musim kemarau untuk selalu melaksanakan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat (GHBS) dengan secara rutin menjaga dan memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitar rumah kediamannya.

Rita mengatakan gerakan pemberantasan sarang dan 3-M (menutup, menguras dan mengubur barang bekas) pun bisa membantu menekan penyebaran penyakit ini, sebab pemberantasan dan antisipasi penyebaran DBD harus dimulai dari lapisan masyarakat seperti rumah tangga.

"Kami juga mengimbau kepada masyarakat jika ada warganya yang diduga terjangkit penyakit DBD untuk segera di bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat dan jangan sampai telat. Karena penyakit ini bisa menyebabkan kematian jika si pengidapnya telat mendapatkan penanganan medis," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014