Depok, 29/2 (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia, Djauhari Oratmangun, mengatakan, kerja sama dalam berbagai bidang antara Indonesia dengan Rusia perlu ditingkatkan.

"Secara geopolitik dan geoekonomi Rusia mempunyai peran yang sangat penting dalam percaturan global," kata Djauhari dalam kuliah umum yang bertajuk "Mencari Perspektif Baru Hubungan Indonesia-Rusia" di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya yang bertajuk di Kampus UI Depok, Kamis.

Menurut dia, Rusia memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas politik dikawasan Asia Pasific dan global. Kerja sama Indonesia Rusia katanya difokuskan untuk meningkatkan infrastruktur dalam skala besar, serta kerja sama dalam bidang pendidikan dan juga energi gas.

Sebagai negara pemegang hak veto di PBB, Rusia katanya dapat memainkan peranan politik di dunia internasional. Secara ekonomi Rusia juga merupakan G8 dan juga G20 tentunya ini akan menjadi arsitektur ekonomi dunia.

"Apalagi Rusia sebagai anggota Brazil, Rusia, India, dan China (BRIC) yang merupakan negara dengan kekuatan ekonomi," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, Indonesia perlu menjalin alisansi strategis dengan Rusia agar dapat memainkan peranan dalam percaturan ekononomi regional.

Mengenai pendidikan perlu terus ditingkatkan partisipasi mahasiswa Indonesia untuk belajar di Rusia, karena saat ini sangat minim jumlah warga Indonesia yang belajar yaitu hanya 128 orang.

Padahal kata dia negara-negara lainnya seperti Myanmar, Malaysi jumlah warganya yang belajar di Rusia mencapai 3.000 orang. Sedangkan Vietnam dan China mencapai lebih dari 20.000 orang.

Ia menjelaskan bahwa pada masa pemerintahan Presiden Soekarno jumlah warga Indonesia yang belajar di Rusia mencapai lebih dari 20.000 orang.

"Soekarno telah melihat jauh kedepan tentang potensi Rusia yang memegang peranan penting dalam percaturan global," katanya.

Djauhari mengakui selama ini pandangan masyarakat Indonesia maupun pengambil kebijakan di pemerintah tentang Rusia masih sangat terbatas, padahal potensi Rusia yang sangat besar kedepannya.

"Sudah saatnya memberi perhatian serius dalam hubungan dengan Rusia," katanya.

Menurut catatan, volume perdagangan Indonesia-Rusia periode Januari-November 2011 sebesar 2,237 miliar dollar AS atau terjadi peningkatan sebesar 42 persen dari periode yang sama pada 2010.

"Target volume perdagangan kedua negara sebesar 5 miliar dollar AS akan tercapai pada 2014," kata Dubes Djauhari.

Sementara itu, arus wisatawan Rusia ke Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 wisatawan Rusia ke Indonesia mencapai 90.899 orang atau naik 14,92 persen dibandingkan 2010 sebanyak 79.100 orang.

Peranan Indonesia dan Rusia diberbagai forum regional dan internasional sangat besar, seperti ASEAN, ASEAN Regional Forum (ARF), East Asia Summit (EAS), ASEM dan negara anggota Kelompok 20 (G-20).

"Rusia sebagai ketua APEC pada 2012 dan Indonesia akan mengambil alih estafet kepemimpinan tahun depan," ujar Dubes Djauhari.

Feru L

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012