Bogor, (Antaranews Bogor) - Sekretaris Daerah Kota Bogor Jawa Barat Ade Syarip Hidayat memastikan optimalisasi Terminal Baranangsiang tidak akan menghilangkan fungsi utama terminal dengan hadirnya layanan jasa seperti hotel dan mall.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena fungsi penunjang terminal tidak telalu mendominasi fungsi utamannya, dan fungsi utama terminal lebih dibesarkan dan diutamakan dibanding fungsi penunjangnya (hotel dan mall-red)," kata Ade, di Bogor, Kamis.

Ade mengatakan, Pemerintah Kota Bogor telah sepakat agar pembangunan optimalisasi Terminal Baranangsiang yang sudah hampir dua tahun mandek harus segera diwujudkan dan direalisasikan.

"Kita ingin mempercepat proses pembangunan Terminal Baranangsiang dan optimalisasi harus segera diwujudkan," kata Ade.

Lebih lanjut Ade mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Bogor tengah melakukan pembahasan intensif dengan dinas terkait serta pihak ketiga untuk merealisasikan pembangunan optimalisasi Terminal Baranangsiang.

"Kami juga mencoba mengakselerasi kembali rencana pembangunan optimalisasi, baik dengan warga sekitar, serta berbagai elemen maupun lembaga terkait lainnya," kata Ade.

Menurut Ade, untuk merealisasikan optimalisasi Terminal Baranangsiang membutuhkan investasi besar yang akan ditanam oleh pihak ketiga. Hal ini harus mendapat dukungan dan rasa keadilan bagi investor tersebut.

"Optimalisasi Terminal Baranangsiang sebenarnya tidak banyak warga maupun lembaga yang dirugikan. Karena semua elemen yang ada di dalam terminal, akan diakomodir sesuai dengan bidangnya masing-masing," kata Ade.

Terminal Baranangsiang itu, lanjut Ade, adalah aset Pemerintah Kota Bogor, bukan aset pribadi, perorangan maupun golongan sehingga apabila pemerintah berkendak atas aset tersebut maka semua unsur harus mengikuti aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

"Kami inginkan semua aspek regulasi dan aturan terpenuh. Jika semua sudah terpenuhi baru kegiatan pembangunan bisa dilaksanakan," kata Ade.

Menurut Ade, nantinya jika optimalisasi Terminal Baranangsiang benar-benar terealisasi sesuai dengan regulasi dan aturan yang ada, semua komunitas terminal seperti pedagang, pengasong dan unsur masyarakat lainnya yang bekerja di terminal akan diakomodir dan direkrut menjadi bagian dari optimalisasi terminal.

"Jadi jangan khawatir akan dirugikan, karena pemerintah juga akan memperjuangkan hak-hak tersebut," ujarnya.

Ade menyebutkan, rencana optimalisasi Terminal Baranangsiang telah dikonsultasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam konsultasi tersebut diketahui bahwa pembangunan optimalisasi terminal yang di dalamnya terdapat fungsi penunjang seperti hotel dan mall tidak bermasalah.

Menurutnya, fungsi penunjang di terminal diperbolehkan asal fungsi utama terminal tetap ada dan tidak dihilangkan, seperti tempat naik dan turunnya penumpang, berlaku untuk seluruh angkutan umum baik kota, regional maupun antara provinsi.

Ade menambahkan, saat ini pembahasan optimalisasi Terminal Baranangsiang masing menunggu revisi dan akan dilakukan kajian kembali terhadap revisi tersebut.

"Kita akan menyesuaikan keinginan warga maupun unsur masyarakat di terminal. Dalam waktu dekat akan dilakukan kordinasi dan sosialisasi mendasar setelah seluruh persyaratan revisi desaen terpenuhi," kata Ade.

Rencana optimalisasi Terminal Baranangsiang telah digulirkan sejak 2010 lalu. Namun karena ada penolakan dari komunitas terminal akibat hadirnya mall dan hotel serta berkurangnya fungsi utama terminal, membuat rencana tersebut tertunda hingga kini. Penolakan dilakukan komunitas terminal dengan memblokir jalan masuk Kota Bogor tahun lalu, hingga transportasi lumpuh.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014