![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://megapolitan.antaranews.com/berita/9608/15-pertunjukan-seni-meriahkan-ngaruwat-sanggabuana&media=https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2014/09/Ngaruwat-Gunung-Sanggabuana.jpg&description=15 Pertunjukan seni meriahkan "ngaruwat" Sanggabuana){kind=link}
Karawang, (Antaranews Bogor) - Sebanyak 15 pertunjukan kesenian khas Sunda memeriahkan Pawai Budaya "Ngaruwat" Gunung Sanggabuana yang digelar Lembaga Swadaya Masyarakat Lodaya Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu.
"Ngaruwat Gunung Sanggabuana ini digelar selama dua hari, Jumat (19/9) sampai Sabtu malam, menampilkan berbagai jenis kesenian khas Sunda," kata Ketua LSM Lodaya Karawang Nace Permana di Karawang.
Dikatakannya, kegiatan "Ngaruwat" atau memelihara Gunung Sanggabuana sengaja digelar di daerah pegunungan sekitar Karawang selatan yang jauh dari keramaian kota.
Atas hal itu diharapkan para peserta, tamu dan pengunjung dalam kegiatan tersebut bisa membuka mata terkait pentingnya ruang hijau, dan lahan pegunungan.
Pesan lainnya sampai kegiatan itu digelar di sekitar areal pegunungan agar masyarakat beserta pihak terkait bisa menjaga kawasan pegunungan dari kerusakan lingkungan.
"Kegiatan ini sama sekali tidak mendapatkan sumbangan dari pemerintah daerah, dan murni kerja keras kami bekerja sama dengan PT Perhutani," katanya.
Kegiatan "Ngaruwat" Gunung Sanggabuana tersebut juga digelar sebagai rangkaian kegiatan Diklatsar anggota baru LSM Lodaya Karawang.
Wakil Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyatakan apresiasinya ke LSM Lodaya Karawang, sebab mampu menggelar kegiatan yang cukup besar tanpa mengandalkan bantuan anggaran dari Pemkab Karawang.
"Kegiatan ini disampaikan tidak mendapat bantuan anggaran dari pemerintah daerah. Kami mengapresiasi hal itu. Semoga LSM lainnya yang ada di Karawang juga mampu meniru LSM yang satu ini," kata dia.
Sementara itu, kegiatan "Ngaruwat" Gunung Sanggabuana itu sendiri dimeriahan pertunjukan tarian jaipong, tarian Maung Lugay, tarian karuhun, sisingaan, bebegig sawah, seni egrang, wayang golek, dan kesenian khas Sunda lainnya.
Selain itu, digelar pula aneka "kaulinan budak baheula" atau permainan anak-anak zaman dahulu. Hal itu ditampilkan untuk mengingatkan kembali tentang jati diri orang Sunda.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Ngaruwat Gunung Sanggabuana ini digelar selama dua hari, Jumat (19/9) sampai Sabtu malam, menampilkan berbagai jenis kesenian khas Sunda," kata Ketua LSM Lodaya Karawang Nace Permana di Karawang.
Dikatakannya, kegiatan "Ngaruwat" atau memelihara Gunung Sanggabuana sengaja digelar di daerah pegunungan sekitar Karawang selatan yang jauh dari keramaian kota.
Atas hal itu diharapkan para peserta, tamu dan pengunjung dalam kegiatan tersebut bisa membuka mata terkait pentingnya ruang hijau, dan lahan pegunungan.
Pesan lainnya sampai kegiatan itu digelar di sekitar areal pegunungan agar masyarakat beserta pihak terkait bisa menjaga kawasan pegunungan dari kerusakan lingkungan.
"Kegiatan ini sama sekali tidak mendapatkan sumbangan dari pemerintah daerah, dan murni kerja keras kami bekerja sama dengan PT Perhutani," katanya.
Kegiatan "Ngaruwat" Gunung Sanggabuana tersebut juga digelar sebagai rangkaian kegiatan Diklatsar anggota baru LSM Lodaya Karawang.
Wakil Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyatakan apresiasinya ke LSM Lodaya Karawang, sebab mampu menggelar kegiatan yang cukup besar tanpa mengandalkan bantuan anggaran dari Pemkab Karawang.
"Kegiatan ini disampaikan tidak mendapat bantuan anggaran dari pemerintah daerah. Kami mengapresiasi hal itu. Semoga LSM lainnya yang ada di Karawang juga mampu meniru LSM yang satu ini," kata dia.
Sementara itu, kegiatan "Ngaruwat" Gunung Sanggabuana itu sendiri dimeriahan pertunjukan tarian jaipong, tarian Maung Lugay, tarian karuhun, sisingaan, bebegig sawah, seni egrang, wayang golek, dan kesenian khas Sunda lainnya.
Selain itu, digelar pula aneka "kaulinan budak baheula" atau permainan anak-anak zaman dahulu. Hal itu ditampilkan untuk mengingatkan kembali tentang jati diri orang Sunda.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014