Bogor, (Antaranews Bogor) - Harga jual bahan bakar elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram (kg) di tingkat pangkalan di Kota Bogor, Jawa Barat mengalami kenaikan berkisar 22 persen menjadi Rp116.000 per tabung.

"Untuk kenaikan harga tabung sesuai dengan peraturan Pertamina, seperti yang tertera di pengumuman di depan, per tabung harganya saat ini Rp115.900, karena Rp900 ganjil kami genapkan menjadi Rp116.000 per tabung," kata Joni Masfar pemilik pangkalan elpiji di Jalan Pandu Raya, saat ditemui, Kamis.

Joni mengatakan, sebelumnya harga jual tabung elpiji 12 kg sebesar Rp95.000 per tabung. Namun terhitung sejak Rabu (9/9) kemarin sesuai dengan kebijakan dari Pertamina harga tabung mulai naik sebesar Rp1.500 per kilogramnya atau Rp18.000 per tabung.

Menurut Joni, sehari sebelum kenaikan sempat terjadi kekosongan pasokan tabung gas elpiji 12 kg di tingkat pengecer, akibatnya sehari kemarin ia tidak bisa melayani pembelian gas nonsubsidi.

"Kemarin kami memesan gas ke Agen kami yang ada di Gadog, tetapi kosong karena alami kehabisan. Jadi kami tidak berjualan satu hari kemarin, dan kebetulan sehari itu tidak ada yang membeli," kata Joni.

Joni mengaku, mengetahui kenaikan harga gas elpiji 12 kg dari salah satu pelanggannya yang mengatakan bahwa harga gas nonsubsidi akan segera naik.

Menurut Joni kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi juga berdampak pada usaha gas yang sudah dijalaninya sejak empat tahun terakhir.

"Dengan modal yang sama, pada saat harga masih Rp95.000 per tabung, kita bisa memesan 34 tabung setiap hari. Tetapi sejak ada kenaikan kami hanya mampu membeli 25 tabung saja," kata Joni.

Selain Joni, para konsumen juga merasakan dampaknya kenaikan harga gas elpiji 12 kg, hal tersebut membuat konsumen mulai beralih dari ke gas lainnya seperti tabung subsidi 3 kg, bright gas, dan blue gas.

Joni mengakui peralihan konsumen dari tabung 12 kg ke tabung 3 kg sudah terjadi jauh sebelumnya terjadi kenaikan. Namun, setelah terjadi kenaikan pembeli tabung gas subsidi semakin meningkat.

"Tapi kami tidak melayani jika ada orang yang beralih dari 12 kg menjadi 3 kg, karena pasokan kami sudah terbatas cukup untuk pelanggan. Jadi, kalau ada yang beralih kami beralasan tabung sudah habis," kata Joni.

Joni mengatakan, setiap hari ia memesan 560 tabung isi 3 kg melalui agennya. Gas-gas tersebut ia salurkan ke sejumlah pelanggannya terdiri dari rumah tangga, pedagang, restoran, dan pengecer.

Selain beralih ke tabung 3 kg, sejumlah konsumen khususnya kalangan menengah atas, mulai beralih dari 12 kg menggunakan bright gas yakni produk lain yang diproduksi oleh pertamina.

Ia mengatakan, bright gas memiliki harga lebih mahal dari 12 kg yakni Rp120.000 per tabung, dengan berat sama 12 kg.

"Tetapi kelebihan bright gas ini selain lebih hemat, bentuk tabung menarik, aman dengan keunggulan teknologi valve double spindle (katup ganda)," katanya.

Joni mengatakan, biasanya sehari ia menjual 10 tabung bright gas, kini meningkat menjadi 15 tabung per hari nya.

"Kalau dihitung-hitung walau harga lebih mahal, tetapi tidak terjadi kenaikan seperti elpiji 12 kg. Lebih hemat, ada pelanggan yang make sampai dua bulan baru habis," kata Joni.

Joni menambahkan, sebelum terjadi kenaikan harga elpiji 12 kg, ia sudah menginformasikan kepada seluruh pelanggannya akan adanya kenaikan harga gas. Sehingga ia tidak perlu khawatir kalau nantinya banyak konsumen yang mengeluh.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014