Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi terkoreksi seiring harga minyak dunia yang anjlok.

Pada pukul 10.01 WIB, rupiah melemah 137 poin atau 0,89 persen menjadi Rp15.550 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.413 per dolar AS.

"Sentimen negatif membayangi pergerakan harga aset berisiko pagi ini. Indeks saham Asia terlihat tertekan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.

Menurut Ariston, tertekannya aset berisiko karena penurunan harga minyak AS untuk kontrak Mei yang akan kadaluwarsa hari ini. Pada perdagangan semalam, harga minyak turun di bawah nol dolar AS karena banyak trader menolak menerima pengiriman minyak fisik akibat tidak adanya tempat penyimpanan yang kosong.

"Penurunan ini mengindikasikan ekonomi global masih tertekan karena wabah corona, sehingga kebutuhan minyak mentah sebagai sumber energi jauh berkurang," ujar Ariston.

Baca juga: Emas bangkit lagi ke 12,4 dolar AS setelah tiga hari berturut-turut merosot

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun hingga ke zona negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Produsen minyak Amerika telah kehabisan tempat untuk menampung minyak akibat kelebihan suplai yang disebabkan turunnya permintaan akibat terdampak pandemi.

Harga penutupan kontrak berjangka WTI periode Mei 2020 minus 37,63 dolar AS per barel pada perdagangan kemarin. Namun sudah kembali rebound ke zona positif 0,46 dolar AS per barel pagi ini.

Sementara untuk harga kontrak berjangka WTI Juni 2020 berada di level 21,46 dolar AS per barel. Harga minyak Brent ikut melemah 8,9 persen ke level 25,57 dolar AS per barel.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp15.350 per dolar AS hingga Rp15.550 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp15.643 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.543 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020