Bogor, (Antaranews Bogor) - Mahasiswa program doktoral Fakultas Kedokteran Hewan IPB I Gusti Aguagung Suartini berhasil menemukan antibodi dari kuning telur ayam untuk meningkatkan sintasan hidup anak anjing yang diinfeksi Canine Parvovirus (CPV).

Dalam disertasi yang berujudul "Pemanfaatan Antibodi Kuning Telur Ayam untuk Meningkatkan Sintasan Hidup Anak Anjing yang terinfeksi Canine Parvovirus (CPV), Agung menjelaskan bahwa telur yang sederhana memiliki kemampuan biologis terhadap penyakit terutama CPV atau dikenal dengan berak darah pada anjing.

"Kalau menggunakan serum, tidak cocok untuk anjing yang menderita CPV atau ada efek samping. Dengan telur inilah baru cocok dan bisa diterima oleh anjing serta bisa menyebuhkan dengan persentasi 90 persen," kata Agung, di Bogor, Rabu.

Menemukan antibody kuning telur untuk mengatasi penyakit berak darah atau Canine Parvovirus (CPV) pada anjing, lanjut Agung, ia menggunakan kandungan Ig Y atau Immunoglobulin Y pada telur dengan menyuntingkan penyakit yang menyebar melalui darah tersebut kedalam tubuh ayam.

Dari proses tersebut, sehingga akan terbentuk zat kebal pada ayam yang akan bertelur. Hal ini berlaku secara alamiah, dimana setiap individu baik manusia maupun hewan yang akan melahirkan akan melindungi anaknya, pada ayam antibody tersebut disimpan dalan telur, sedangkan manusia dalam air susu ibu.

Dengan metode tertentu yang diterapkannya, Agung mampu mengisolasi zat kebal IgY sehingga menjadi murni, setelah murni diukur kadar kandungannya, dibuat dalam dua dosis yakni 10.000 dan 1.000 protectif dosis (PD).

Lalu peneliti melakukan percobaan apakah antobody kuning telur tadi mampu menyebuhkan penyakit berak darah pada anjing. Zat kuning telur disuntingkan kepada anjing yang terjangkit virus mematikan tersebut melalui pembuluh darah intravena, karena penyebaran virus berada di dalam darah.

"Setelah disuntikkan, maka zat setelah bertemu di dalam aliran virus terjadi penggumpalan. Biasanya kalau sudah menggumpal tidak akan memberikan efek apapun. Artinya zat itu bekerja, dari empat anjing yang diberikan tindakan lain selain serum kuning telur pasti mati. Tetapi setelah disuntikkan dengan serum telur ini semua anjing sehat dan hidup," kata Agung yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udhayana Bali ini.

Menurut Agung, ia tertarik untuk meneliti penyakit berak darah pada anjing, karena virus tersebut cukup mematikan bagi hewan peliharaan tersebut.

Canine Parvovirus sangat infeksius, bisa menular ke anjing lainnya, meski sang anjing telah mati, karena difeses anjing bisa diisolasi jutaan virus, dan kalau menyebar di lingkungan bisa menulari anjing lainnnya di lingkungan.

"Virus ini sudah menyebar keseluruh dunia Indonesia, karena karakter sangat tahan pada cuaca ekstrim dan disinfektan. Banyak kasus kematian anjing akibat penyakit ini, bisa menyebar kesemua jenis anjing termasuk anjing mahal," kata Agung.

Agung menambahkan, Canine Parvovirus penyebaran melalui darah, feses virus juga bisa jadi wadah penularan. Virus tersebut tidak bisa menyerang manusia, tetapi sesama karnivora bisa, seperti srigala, singa dan kucing hutan.

Sementara itu, Pakar Kesehatan Hewan IPB, Prof I Wayan Teguh Wibawan mengungkapkan hasil disertasi yang dipaparkan oleh I Gusti Aguagung Suartini menguatkan bahwa telur ayam sebagai "pabrik biologis" yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

"Tidak hanya telur ayam, semua jenis telur termasuk telur burung, kodok ular atau burung unta bisa menjadi pabrik biologi," kata Wayan.

Wayan mencontohkan, telur kodok dapat dimanfaatkan untuk membuat zat anti bakteri pada ikan. Karena kodok memiliki zat anti tersebut.

"Akan sangat memungkinkan lagi membuat zat antibody tertentu di dalam telur termasuk telur apa saja. Makanya telur menjadi pabrik biologis," kata Wayan.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014