Bekasi, (Antaranews Bogor) - PT Jasa Marga selaku pengelola Tol Jakarta-Cikampek menilai jumlah kendaraan yang keluar melalui gerbang tol (ramp) Bekasi Barat III Jalan KH Noer Alie Kalimalang, Kota Bekasi, Jawa Barat, belum memenuhi target.

"Semula kami menargetkan jumlah kendaraan yang akan mengakses pintu keluar itu berjumlah 2.700 kendaraan per hari, tapi nyatanya sejak dibuka pada Sabtu (12/7) lalu rata-rata hanya sebanyak 1.465 kendaraan per hari," ujar Deputy General Manager Toll Collection Management PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Charles Lendra, di Bekasi, Selasa.

Menurut dia, kehadiran gerbang keluar itu diprediksi akan membagi volume kendaraan yang biasa keluar di gerbang tol Bekasi Barat I Jalan Ahmad Yani.

Pihaknya memprediksi pembagian volume dengan adanya gerbang keluar tol Bekasi Barat III mencapai mencapai 10 persen dari rata-rata jumlah kendaraan yang keluar di Bekasi Barat I sebanyak rata-rata 24.673 kendaraan per hari.

"Kami memprediksi pembagian volume dari kehadiran Ramp Tol Barat III mencapai 10 persen dari volume keluar di gerbang tol Bekasi Barat I," katanya.

Namun demikian, Charles mengatakan perhitungan yang meleset itu tidak bisa diartikan timbul kerugian, sebab arus kendaraan di gerbang keluar tol Bekasi Barat III masih naik turun.

Dia mencatat, jumlah kendaraan yang melintas paling banyak yakni mencapai 1.896 kendaraan, sedangkan terendah mencapai 893 kendaraan.

"Rata-rata kendaraan pribadi yang melintas," ujar dia.

Sementara itu, jumlah kendaraan yang melintas di gerbang keluar tol Bekasi Barat I tercatat telah mengalami penurunan, rata-rata per hari mencapai 670 unit kendaraan.

Dikatakan Charles, kurangnya jumlah pengendara yang memanfaatkan gerbang keluar tol Bekasi Barat III perlu diantisipasi agar tidak timbul kerugian.

"Harus ada perjanjian antara PT Jasa Marga dengan Pemkot Bekasi soal lalu lintas bangkit yang menjadi acuan bahwa perusahaan tidak mengalami defisit," katanya.

Menurut dia, dana jaminan defisit itu akan dihitung oleh jasa konsultan yang hasilnya akan disepakati bersama.

Dia mencontohkan, kasus serupa juga terjadi di Gerbang Tol Cibatu, Kabupaten Bekasi.

Perjanjian dengan pengembang yakni 70 persen lalu lintas pindah, sedangkan 30 persen adalah lalu lintas bangkit.

"Hitungan itu akan terus berubah hingga arus lalu lintas naik sampai 100 persen, artinya sampai semua kendaraan baru melintas," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014