Otoritas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China melaporkan tidak ada pasien baru COVID-19 untuk pertama kalinya sejak wilayah itu jadi pusat penyebaran virus pada akhir tahun lalu. Justru jumlah kasus penularan dari luar negeri meningkat drastis.
Banyaknya kasus baru, berasal dari penularan luar negeri (imported case), yang banyak ditemukan di ibu kota China, Beijing, membuat otoritas setempat memperketat pemeriksaan para pendatang di sejumlah titik masuk.
Baca juga: China, AS saling tuding soal asal COVID-19
Komisi Kesehatan Nasional China, Rabu, melaporkan 34 kasus baru penularan COVID-19, naik dua kali lipat dari 13 kasus pada hari sebelumnya. Dari 34 pasien itu, 21 di antaranya ditemukan di Beijing. Jumlah itu jadi angka tertinggi yang pernah dilaporkan Beijing dalam satu hari.
Alhasil, total pasien COVID-19 di China daratan sebanyak 80.928 jiwa, demikian keterangan dari otoritas kesehatan setempat dalam pernyataan tertulis, Kamis.
Sementara itu, jumlah pasien meninggal dunia mencapai 3.245 jiwa per Rabu, atau naik sebanyak delapan orang dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Baca juga: Tempat wisata sepi akibat corona, pelaku industri pariwisata potong gaji karyawan
Otoritas di Provinsi Hubei juga melaporkan delapan kasus kematian baru, sementara di Kota Wuhan ada enam kasus kematian baru.
Sementara Wuhan tidak lagi melaporkan kasus baru penularan virus, El Salvador dan Nikaragua baru melaporkan kasus pertama pasien positif COVID-19.
Baca juga: Lockdown Akan Memperburuk Situasi
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, dalam pengumuman yang disiarkan televisi, Rabu, mengumumkan, pasien pertama itu memiliki riwayat perjalanan ke Italia.
Di Nikaragua, pemerintah setempat melaporkan kasus pertama penularan COVID-19 yang ditemukan pada seorang pria berusia 40 tahun. Presiden Nikaragua, Rosario Murilo, dalam pengumuman yang disiarkan televisi nasional, Rabu, mengatakan pasien itu memiliki riwayat perjalanan ke Panama.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Banyaknya kasus baru, berasal dari penularan luar negeri (imported case), yang banyak ditemukan di ibu kota China, Beijing, membuat otoritas setempat memperketat pemeriksaan para pendatang di sejumlah titik masuk.
Baca juga: China, AS saling tuding soal asal COVID-19
Komisi Kesehatan Nasional China, Rabu, melaporkan 34 kasus baru penularan COVID-19, naik dua kali lipat dari 13 kasus pada hari sebelumnya. Dari 34 pasien itu, 21 di antaranya ditemukan di Beijing. Jumlah itu jadi angka tertinggi yang pernah dilaporkan Beijing dalam satu hari.
Alhasil, total pasien COVID-19 di China daratan sebanyak 80.928 jiwa, demikian keterangan dari otoritas kesehatan setempat dalam pernyataan tertulis, Kamis.
Sementara itu, jumlah pasien meninggal dunia mencapai 3.245 jiwa per Rabu, atau naik sebanyak delapan orang dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Baca juga: Tempat wisata sepi akibat corona, pelaku industri pariwisata potong gaji karyawan
Otoritas di Provinsi Hubei juga melaporkan delapan kasus kematian baru, sementara di Kota Wuhan ada enam kasus kematian baru.
Sementara Wuhan tidak lagi melaporkan kasus baru penularan virus, El Salvador dan Nikaragua baru melaporkan kasus pertama pasien positif COVID-19.
Baca juga: Lockdown Akan Memperburuk Situasi
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, dalam pengumuman yang disiarkan televisi, Rabu, mengumumkan, pasien pertama itu memiliki riwayat perjalanan ke Italia.
Di Nikaragua, pemerintah setempat melaporkan kasus pertama penularan COVID-19 yang ditemukan pada seorang pria berusia 40 tahun. Presiden Nikaragua, Rosario Murilo, dalam pengumuman yang disiarkan televisi nasional, Rabu, mengatakan pasien itu memiliki riwayat perjalanan ke Panama.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020