Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) menyatakan banjir yang menerjang Dermaga Pelabuhan Perilkanan Nusantara (PPN) Palabuharatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang terjadi pada Rabu disebabkan pendangkalan Sungai Cipalabuhan sehingga air meluap dan ditambah air laut sedang pasang.
"Akibat banjir ini sejumlah lapak penjualan ikan laut terendam, tetapi tidak menyebabkan korban jiwa," kata Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri di Sukabumi, Rabu.
Ia menjelaskan banjir itu adalah akibat meluapnya Sungai Cipalabuhan karena debit air yang hendak mengalir ke laut cukup tinggi. Selain itu, ditambah saat kejadian laut sedang pasang sehingga akhirnya air melimpah ke dermaga tempat pelelangan ikan.
Baca juga: Waduh, akses ke Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu dikepung banjir dan longsor
Baca juga: Dermaga PPN Palabuhanratu kebanjiran
Menurutnya, banjir pada tahun ini relatif kecil dibanding beberapa tahun ke belakang yang sempat merusak puluhan lapak pedagang dan fasilitas lainnya di dermaga. Biasanya, bencana tersebut terjadi saat musim angin barat di mana gelombang air laut cukup tinggi.
Solusi untuk mencegah terjadinya banjir ini terulang, kata dia, satu-satunya cara adalah dengan mengeruk dasar sungai dan kolam bersandarnya perahu nelayan yang sudah semakin dangkal akibat sedimentasi dan sampah.
Selain itu, aliran sungai ini pun sudah semakin sempit, sehingga air kiriman dari atas tidak bisa tertampung.
"Kami tetap memberikan imbauan kepada nelayan maupun warga untuk tetap waspada bisa saja bajir kembali terjadi apalagi di beberapa daerah yang dilintasi sungai ini sedang turun hujan, yang dipastikan debit air meningkat," kata Okih Fajri.
Baca juga: Banjir Rendam Dermaga PPN Palabuhanratu Sukabumi
Sementara itu Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan banjir hanya menggenangi dermaga sekitar satu jam dan saat ini sudah surut.
Hanya saja, pascabanjir sampah berserakan di sekitar dermaga dan tempat pelelangan ikan dan petugas yang dibantu nelayan dan warga masih membersihkan lumpur dan sampah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Akibat banjir ini sejumlah lapak penjualan ikan laut terendam, tetapi tidak menyebabkan korban jiwa," kata Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri di Sukabumi, Rabu.
Ia menjelaskan banjir itu adalah akibat meluapnya Sungai Cipalabuhan karena debit air yang hendak mengalir ke laut cukup tinggi. Selain itu, ditambah saat kejadian laut sedang pasang sehingga akhirnya air melimpah ke dermaga tempat pelelangan ikan.
Baca juga: Waduh, akses ke Geopark Ciletuh Palabuhan Ratu dikepung banjir dan longsor
Baca juga: Dermaga PPN Palabuhanratu kebanjiran
Menurutnya, banjir pada tahun ini relatif kecil dibanding beberapa tahun ke belakang yang sempat merusak puluhan lapak pedagang dan fasilitas lainnya di dermaga. Biasanya, bencana tersebut terjadi saat musim angin barat di mana gelombang air laut cukup tinggi.
Solusi untuk mencegah terjadinya banjir ini terulang, kata dia, satu-satunya cara adalah dengan mengeruk dasar sungai dan kolam bersandarnya perahu nelayan yang sudah semakin dangkal akibat sedimentasi dan sampah.
Selain itu, aliran sungai ini pun sudah semakin sempit, sehingga air kiriman dari atas tidak bisa tertampung.
"Kami tetap memberikan imbauan kepada nelayan maupun warga untuk tetap waspada bisa saja bajir kembali terjadi apalagi di beberapa daerah yang dilintasi sungai ini sedang turun hujan, yang dipastikan debit air meningkat," kata Okih Fajri.
Baca juga: Banjir Rendam Dermaga PPN Palabuhanratu Sukabumi
Sementara itu Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan banjir hanya menggenangi dermaga sekitar satu jam dan saat ini sudah surut.
Hanya saja, pascabanjir sampah berserakan di sekitar dermaga dan tempat pelelangan ikan dan petugas yang dibantu nelayan dan warga masih membersihkan lumpur dan sampah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020