Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur menyatakan, informasi yang menyebutkan Bendung Walahar meluap dan kapasitas air Bendungan Jatiluhur penuh merupakan berita palsu atau hoaks.
"Sampai saat ini tampungan Bendungan Jatiluhur masih dalam batas aman," kata Sekretaris Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur Nandang Munandar, kepada Antara, di Purwakarta, Senin.
Ia menyampaikan, banjir yang terjadi di sembilan kecamatan sekitar Karawang itu akibat besarnya aliran sungai lokal di bawah Bendungan Jatiluhur.
Baca juga: Banjir sebabkan 1.396 warga Karawang mengungsi
Baca juga: Sembilan kecamatan di Karawang dilanda banjir
Menurut dia, Bendungan Jatiluhur tidak memiliki pintu yang dibuka-tutup untuk melepas banjir. Seluruh debit air dikeluarkan melalui pembangkit listrik (PLTA).
"Saat ini TMA (Tinggi Muka Air) Waduk Jatiluhur masih di bawah normal, yaitu + 96,60 mdpl (normal + 107,00 mdpl) atau 10,4 m di bawah normal," kata dia.
Dikatakannya, air keluar dari Bendungan Jatiluhur hanya 93 m3/detik, dimana debit banjir berasal dari Sungai Cikao tercatat sebesar 223,82 m3/detik.
Baca juga: Banjir rendam ribuan rumah di Karawang
Baca juga: Curah hujan tinggi, banjir melanda 14 desa di Karawang
Untuk puncak limpasan Cibeet 681 m3/detik menuju aliran ke wilayah Karawang yang berada di hilir/bawah Bendungan Jatiluhur.
"Sungai Cikao masuk ke dalam aliran Sungai Citarum (di Desa Cikao, Kecamatan Jatiluhur). Selanjutnya Sungai Citarum bertemu dengan Sungai Cibeet di wilayah Karawang," kata dia.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap berita palsu yang telah diembuskan orang-orang yang tidak bertanggung jawab," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Sampai saat ini tampungan Bendungan Jatiluhur masih dalam batas aman," kata Sekretaris Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur Nandang Munandar, kepada Antara, di Purwakarta, Senin.
Ia menyampaikan, banjir yang terjadi di sembilan kecamatan sekitar Karawang itu akibat besarnya aliran sungai lokal di bawah Bendungan Jatiluhur.
Baca juga: Banjir sebabkan 1.396 warga Karawang mengungsi
Baca juga: Sembilan kecamatan di Karawang dilanda banjir
Menurut dia, Bendungan Jatiluhur tidak memiliki pintu yang dibuka-tutup untuk melepas banjir. Seluruh debit air dikeluarkan melalui pembangkit listrik (PLTA).
"Saat ini TMA (Tinggi Muka Air) Waduk Jatiluhur masih di bawah normal, yaitu + 96,60 mdpl (normal + 107,00 mdpl) atau 10,4 m di bawah normal," kata dia.
Dikatakannya, air keluar dari Bendungan Jatiluhur hanya 93 m3/detik, dimana debit banjir berasal dari Sungai Cikao tercatat sebesar 223,82 m3/detik.
Baca juga: Banjir rendam ribuan rumah di Karawang
Baca juga: Curah hujan tinggi, banjir melanda 14 desa di Karawang
Untuk puncak limpasan Cibeet 681 m3/detik menuju aliran ke wilayah Karawang yang berada di hilir/bawah Bendungan Jatiluhur.
"Sungai Cikao masuk ke dalam aliran Sungai Citarum (di Desa Cikao, Kecamatan Jatiluhur). Selanjutnya Sungai Citarum bertemu dengan Sungai Cibeet di wilayah Karawang," kata dia.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap berita palsu yang telah diembuskan orang-orang yang tidak bertanggung jawab," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020