Bogor (Antaranews Bogor) - Pakar biokimia pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Fransiska Rungkat Zakaria mengingatkan bahwa konsumsi pangan tidak bisa hanya sekedar cukup, tetapi juga harus menyehatkan.

"Cukup saja tidak bagus, karena membuat orang-orang tidak produktif, cepat gemuk. Pangan itu harus cukup dan menyehatkan," ujar Fransiska dalam Temu Pakar Dewan Guru Besar IPB dengan media massa di Kampus IPB Baranangsiang Kota Bogor, Rabu.

Fransiska mengatakan makanan yang cukup dan menyehatkan akan menghasilkan individu yang produktif, terhindar dari berbagai penyakit seperti jantung, diabetes, kanker dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh makanan yang tidak sehat.

Ia menyebutkan untuk menghasilkan produk pangan yang cukup dan menyehatkan diperlukan teknologi. Tugas untuk menghasilkan produk pangan sehat tidak hanya menjadi tugas instansi atau lembaga bidang pertanian tetapi juga instansi terkait kesehatan.

Menurut dia, teknologi pangan merupakan unsur strategis dalam menunjang ketahanan pangan karena penerapan teknologi tersebut dapat mengawetkan, memudahkan distribusi dan mempertahankan mutu serta manfaat pangan.

"Pangan itu komiditas biologi yang mudah rusak sehingga memerlukan penanganan yang tepat dari mulai waktu panen, penyimpanan sampai distribusi dan penampungan di gudang," ujarnya.

Setiap komoditas pangan, lanjut Fransiska, memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga memerlukan penerapan teknologi yang khusus. Namun, fasilitas pencucian, pengeringan, pendinginan dan pengemasan amat penting dalam penanganan awal pascapanen.

Ia mencontohkan komoditas kacang tanah memerlukan fasilitas pencucian segera setelah pencabutan sehingga terbebas dari tanah yang menjadi sumber mikroba pembusuk.

"Pencucian yang diikuti oleh pengeringan dan pengemasan dapat membuat kacang tanah bisa disimpan dalam waktu cukup lama, didistribusikan dengan mudah dan terhindar dari pertumbuhan cendawan. Begitu juga komoditas ubi, jagung dan ikan," ujarnya.

Menurut Fransiska, Kementerian Pekerjaan Umum memiliki peran dalam menyediakan infrastruktur yang layak mulai dari irigasi hingga jalan, sehingga produk pertanian yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya sejak awal panen.

Fransiska mengatakan, hal yang harus dilakukan terutama pada pemerintahan yang baru nanti agar dapat menyediakan bahan pangan yang cukup dan menyehatkan bagi masyarakat Indonesia sehingga harus ada sinergi antara bidang pertanian dengan kesehatan.

Hal lainnya, yakni harus ada prioritas produk yang akan dihasilkan, ekonomis, jumlah produk yang cukup, sehat dan murah.

"Prioritaskan tanaman yang gampang tumbuh, cepat menghasilkan, dan jumlah harus cukup. Agar pangan yang dihasilkan bisa dinikmati sampai ke meja diperlukan teknologi," ujarnya.

Fransiska mengatakan ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab instansi bidang pertanian tetapi pihak lain seperti kesehatan dan pekerjaan umum (PU).

Untuk bisa menikmati produk pangan yang sehat, selain ditunjang dengan teknologi pascapanen yang tepat dan benar, juga bisa menerapkan rekomendasi pola makanan dari WHO (2008).

Pola hidup dengan makanan yang sehat menurut rekomendasi WHO, menempatkan di poin pertama adalah olah raga yang cukup, tidak mengkonsumsi gula secara berlebihan, meningkatkan konsumsi pangan dar tanaman, mengkonsumsi produk hewani dalam jumlah rendah, tidak mengkonsumsi alkohol, menghindari makanan yang dimurnikan seperti minyak dan mentega dan mengkonsumsi makanan yang utuh tanpa dimurnikan.

Fransiska menambahkan Indonesia memiliki potensi besar untuk menyediakan makanan yang cukup dan sehat bagi bangsanya. Dengan lahan yang luas, dan banyaknya jenis tanaman yang bisa ditanam.

"Pemerintah kedepan harus memperhatikan hal ini, agar bisa menyediakan pangan yang cukup dan sehat bagi warganya. Karena dengan cukup dan sehat akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas sehingga punya daya saing yang tinggi," ujarnya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014