Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menetapkan Pasar Tebet Barat dan Pasar Tebet Timur menjadi pelopor pasar bebas kantong plastik sekali pakai atau kantong kresek sekali pakai. Namun para pedagang dan pembeli di kedua pasar tradisional itu mengakui masih merasa nyaman menggunakan kantong kresek. Alasannya, selain lebih praktis harganya juga paling murah.

Asril (58), pedagang sembako di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, misalnya, mengatakan bingung jika dilarang menggunakan kantong kresek.

"Kalau dilarang saya mau pakai apa. Apa pemerintah sudah menyiapkan penggantinya?  Harusnya kan, sebelum aturan itu dibuat harus sudah dipikirkan penggantinya?," katanya, Rabu (22/1). Dia juga terlihat masih menggunakan kantong kresek untuk para pembelinya.

Hal senada juga diutarakan pedagang plastik bernama Alfino (30). Menurutnya, para pedagang di Pasar Tebet Barat ini masih tetap membeli kantong kresek di tokonya.

"Heran saja kalau sampai melarang kantong kresek sementara penggantinya belum disiapkan. Pedagang ikan misalnya, masak pembeli harus bawa ember sebagai tempatnya?," tukas Alfino.

Baca juga: Bebas plastik 2020, Pemkot Bekasi bentuk Satgas Zero Plastic

Mumuh (30), pedagang daging dan bawang goreng, juga bingung dengan adanya kebijakan pelarangan penggunaan kantong kresek di Pasar Tebet Barat, apalagi akan dijadikan percontohan.

"Pelarangan itu susah lah. Karena kita kan pakai plastik semua bungkusnya. Saya melihat kebijakan itu terlalu dipaksakan. Penggantinya juga kan harus memperhatikan harganya. Jangan sampai lebih mahal dari harga kantong kresek. Tapi apa ada," ujarnya.

Pedagang lainnya, Duden (43) mengatakan tujuan pelarangan itu memang bagus, tapi sebaiknya harus disertai solusinya.

"Lucu juga kalau kantong kresek dilarang tapi nggak ada solusi penggantinya apa. Karena sampai sekarang itu, cuma plastik yang paling praktis dan harganya paling murah. Jadi agak susah juga jualan kalau nggak ada kantong kresek," ujar pria pedagang perabotan pecah belah ini.

Pertanyaan soal dijadikannya Pasar Tebet Barat sebagai percontohan pelarangan penggunaan kantong kresek ini juga disampaikan Dedi (41), pedagang sembako. Menurutnya, kebijajan itu terlalu terburu-buru dibuat, sementara penggantinya seperti apa belum ada penjelasannya.

"Jadi kalau ada pembeli kita mau bungkus pakai apa. Kalaupun ada penggantinya, harganya juga harus sama dengan harga kantong kresek yang paling murah untuk saat ini, " ucapnya.

Baca juga: Bima jadikan Kota Bogor bebas sampah plastik

Pedagang ikan asin, Aji (35), di Pasar Tebet Barat juga mengatakan agak repot kalau kantong kresek dihilangkan.

"Susah juga ya, penggantinya untuk bungkus ikan harus pakai apa kalau nggak ada kantong kresek," katanya.

Kebingungan ternyata tidak hanya datang dari para pedagang, tapi juga dari para pembeli di Pasar Tebet Barat ini. Hafid (22) misalnya, mengatakan bingung harus pakai apa untuk belanja jika kantong kresek ditiadakan.

"Repot, karena sudah biasa menggunakan kantong kresek. Apalagi penggantinya kan belum ada. Tapi hingga saat ini saya masih enjoy pakai kantong kresek, " tuturnya.

Pembeli lainnya, Weni (51) yang saat ditemui tengah membeli telor juga tidak habis pikir dengan pelarangan kantong kresek.

"Saya beli telor gini terus dibungkusnya pakai apaan. Kan harus pakai kantong plastik," tukasnya.

Sahat (40) juga menyamoaikan hal serupa. Menurutnya,  kalau buat belanja itu penggunaan tas kresek masih diperlukan.

"Kebiasaan kita pakai plastik karena masih gampang diperoleh di pasar. Jadi jika kantong kresek ini sampai ditiadakan akan sangat merepotkan pembeli, " katanya.

Baca juga: Wabup ingankan Kabupaten Bogor bebas kantong plastik

Kebingungan yang sana juga disampaikan para pedagang di Pasar Tebet Timur yang juga akan dijadikan percontohan pelarangan kantong kresek.

Salim (45), pedagang sayuran di Pasar Tebet Timur, misalnya, mengatakan masih membutuhkan kantong kresek.

"Masih butuh karena penggantinya kan belum ada. Tapi saya kira cari pengganti kantong kresek ini akan susah. Karena kantong ini lebih praktis dan harganya lebih murah, " tukasnya.

Pedagang telor,  Sudarmanto (44), juga bingung akan menggunakan apa jika kantong kresek dihilangkan. "Untuk telor itu masih butuh kantong kresek. Susah untuk cari gantinya kalau telor," ucapnya.

Hal yang sama disampaikan Ucok (35), pedagang sayur dan bumbu dapur. "Susah untuk diterapkan untuk menghilangkan kantong kresek ini. Selain harganya murah, kantong kresek ini sangat simple," ujarnya.

Pedagang plastik, Aden (30), bahkan mengatakan para pedagang di Pasar Tebet Timur ini masih tetap membeli kantong kresek seperti biasanya. "Masih beli. Kan belum ada penggantinya, " katanya.

Bahkan Roni (58), sedikit tertawa mendengar adanya pelarangan kantong kresek ini. "Saya pedagang santan kelapa harus bungkus pakai apa? Lucu aja kalau kantong kresek ini tidak ada, " katanya.

Sama dengan di Pasar Tebet Barat, para pembeli di Pasar Tebet Timur ini juga merasa keberatan dengan peniadaan kantong kresek ini. Hal itu seperti yang disampaikan Guntoro (55).

"Susah kalau kita disuruh bawa tempat dari rumah. Yang jelas nggak bisa belanja kalau nggak pakai kantong kresek," ucapnya.

Linda (44), pembeli yang profesinya sebagai penjual kue, yang sehari-harinya harus membeli santan kelapa dalam jumlah banyak juga menyatakan ketidaksetujuannya dengan peniadaan kantong kresek.

"Repot, saya beli santan harus pakai apa, masak harus bawa baskom dari rumah. Kantong kresek ini satu-satunya wadah yang paling praktis untuk saya gunakan saat membeli santan," cetusnya.

Hanif (46) juga merasakan hal serupa. "Harus bawa kantong sendiri gitu. Kalau saya mau ke rumah kawan dulu sebelum belanja, masak saya harus bawa-bawa tas belanja itu ke rumah kawan saya? " katanya.  

Pasar Tebet Barat dan Tebet Timur ini dijadikan percontohan bagi pelarangan penggunaan kantong kresek berawal dari keluarnya Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 tentang larangan kantong plastik sekali pakai bagi pusat perbelanjaan, toko, swalayan, dan pasar rakyat.

Langkah Gubernur DKI Jakarta ini mengikuti jejak daerah lainnya seperti Balikpapan, Banjarmasin, Bogor dan Bali.

Namun banyak yang menyayangkan kebijakan beberapa pemerintah daerah atas pelarangan penggunaan kantong plastik ini karena dianggap tidak efektif dan bersifat parsial. Karena di luar kantong kresek masih banyak jenis plastik lain yang tidak dilarang dan mengotori tempat-tempat sampah.

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020