Tokoh Gerakan Mahasiswa 1998 Rama Pratama mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon Wali Kota Depok pada Pilkada 2020 yang digelar 23 September 2020.

"Saya tegaskan tidak akan maju dari jalur independen, tapi juga bukan berangkat dari kader partai tertentu. Tapi saya telah melakukan komunikasi dengan semua partai," kata Rama dalam konferensi pers di Depok, Rabu.

Rama mengatakan sudah berdialog dengan berbagai pihak, mengumpulkan ide bagaimana mengurai masalah di Depok ini, bagaimana menjadikan Depok sebagai kota yang maju dan membuat warganya bangga.

"Alhamdulillah, dialog itu terus bergulir. Warga Depok juga mulai mendukung saya untuk mencalonkan diri sebagai wali kota," ujar Rama.

Memang sudah beberapa waktu warga Depok disuguhi billboard wajah Rama Pratama dengan slogan "2020 Segarkan Depok". "Mengapa saya mengangkat tema Segarkan Depok, karena sudah 33 tahun saya tinggal di sini dan Depok makin nggak segar, sumpek dan tidak ramah kepada warganya sendiri,' ucapnya.

"Kita butuh kesegaran supaya orang Depok nggak cuma kerja di Jakarta, cepat-cepat sampai rumah, dan tutup pintu," ujar mantan anggota DPR RI 2004-2009.

Dikatakannya Depok harus dibangun menjadi kota yang segar, tempat warganya berinteraksi dengan sehat, dengan lingkungan dan infrastruktur yang mendukung. Depok mesti menjadi kota yang modern, hijau dan inklusif.

Baca juga: KPU Depok optimistis Pilkada 2020 sukses tanpa ekses

Modern maknanya mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi berbasis digital yang memberikan ruang konektivitas dan partisipasi publik yang lebih baik. Hijau artinya ramah lingkungan dan lebih banyak ruang terbuka hijau.

Sedangkan inklusif maksudnya mengikutsertakan dan menghargai semua orang, meniadakan hambatan dan merangkul setiap perbedaan yang ada.

Baca juga: Garbi Kota Depok kecewa balihonya diturunkan 

Rama mengurai slogan 2020 Segarkan Depok menjadi tiga program utama, yaitu Segarkan Lingkungannya, Segarkan Masyarakatnya, dan Segarkan Pelayanan Publiknya. Penyegaran lingkungan di Depok, kata Rama, sangat dibutuhkan, karena Depok kini dilanda kemacetan, masalah sampah, dan ketersediaan air tanah yang makin berat.

Baca juga: Bawaslu Depok bentuk "Cyber Patrol" untuk jaga netralitas ASN pada Pilkada 2020

"Awalnya tentu dari tata ruang. Depok mau ditata seperti apa, di mana pemukiman, di mana aktivitas komersial, bagaimana ketersediaan air untuk bangunan-bangunan tinggi dan komersial, dan bagaimana mengurai kemacetan," demikian Rama.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020