Sebanyak 57 orang tewas setelah kapal yang membawa sekitar 150 migran dari Gambia tenggelam di lepas pantai Mauritania pada Rabu, menurut badan migrasi PBB.
Jalur laut berbahaya dari Afrika Barat ke Eropa pernah menjadi rute utama bagi migran yang mencari pekerjaan dan kesejahteraan. Insiden ini merupakan salah satu yang paling mematikan sejak sejumlah upaya tidak cukup ketika Spanyol memperketat patroli pada pertengahan tahun 2000an.
"Otoritas Mauritania mengatakan hingga 57 orang tewas setelah kapal yang membawa migran tenggelam di lepas pantai hari ini," cuit Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Twitter.
"Para penyintas mengatakan kepada staf IOM bahwa kapal berlayar dari Gambia pada Rabu lalu dengan sedikitnya 150 orang."
Otoritas Mauritania tak langsung dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.
Meskipun menjadi rumah untuk sejumlah negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di benua tersebut, Afrika Barat sedang berjuang menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup bagi populasi kaum muda yang menjamur. Walhasil, para migran terus menempuh rute berbahaya demi tiba di Eropa.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Jalur laut berbahaya dari Afrika Barat ke Eropa pernah menjadi rute utama bagi migran yang mencari pekerjaan dan kesejahteraan. Insiden ini merupakan salah satu yang paling mematikan sejak sejumlah upaya tidak cukup ketika Spanyol memperketat patroli pada pertengahan tahun 2000an.
"Otoritas Mauritania mengatakan hingga 57 orang tewas setelah kapal yang membawa migran tenggelam di lepas pantai hari ini," cuit Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Twitter.
"Para penyintas mengatakan kepada staf IOM bahwa kapal berlayar dari Gambia pada Rabu lalu dengan sedikitnya 150 orang."
Otoritas Mauritania tak langsung dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.
Meskipun menjadi rumah untuk sejumlah negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di benua tersebut, Afrika Barat sedang berjuang menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup bagi populasi kaum muda yang menjamur. Walhasil, para migran terus menempuh rute berbahaya demi tiba di Eropa.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019