IPB University merintis pengembangan cara tanam berbasis teknologi 4.0 melalui Smart and Precision Agriculture Research Station (SPARS) Mini Plant Factory di Station Lapang Fateta IPB di Leuwi Kopo, Dramaga, Bogor.

"Ini baru percobaan berskala kecil, nanti kalau sudah berhasil akan dikembangkan di lapangan yang lebih besar lagi," kata Rektor IPB, Arif Satria, saat melakukan "soft launching" Smart and Precision Agriculture Research Station (SPARS) Mini Plant Factory di Station Lapang Fateta Kopo, Dramaga, Bogor, Senin.

"Soft launching" tersebut ditandai dengan panen tanaman selada dan rumput gandum yang ditanam di mini plant factory. Bahkan, tanaman rumput gandum itu langsung diblender dan dicampur dengan sedikit air mineral menjadi minuman jus.

Baca juga: PSP3 IPB dan Kabupaten Dogiyai kerja sama pemberdayaan petani dan pemuda kampung
Baca juga: IPB University raih penghargaan sebagai PTN Informatif

Menurut Arif Satria, IPB University mengembangkan tanaman dengan teknologi mini plant factory, karena IPB memiliki ahli-ahli green house. "Kami melihat teknologi mini plant factory ini dikembangkan di Jepang, karena negara tersebut, keterbatasan lahan," katanya.

Sementara itu, Kepala Penelitian Mini Plant Factory, Selamet Widodo, mengatakan, penelitian cara bertanam dengan teknologi mini plant factory ini, ada tiga aspek pendekatan.

Pertama, IPB mengembangkan teknologi indoor factory, yakni menanam tanaman dengan beberapa kontrol sekaligus, baik temperatur, cahaya, penggunaan media, maupun pH.

Baca juga: Rektor IPB: Perguruan tinggi pegang peranan penting kawal transisi demokrasi

Kedua, mini plant factory ini adalah project kebersamaan dan lintas divisi di IPB. "Saat ini baru dikembangkan oleh Fateta," katanya.

Ketiga, penelitian mini plant factory ini menggunakan teknologi 4.0, meskipun lokasinya kecil, tapi bermakna besar. "Harapannya dapat seperti mini plant factory di Jepang," katanya.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019