Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan kebutuhan cangkul untuk aktivitas petani dalam bercocok tanam atau bertani dalam keadaan memadai sehingga warga tidak pernah kesulitan dalam mencari alat pertanian tersebut.

"Saat ini kita (petani) tidak susah dalam mendapatkan atau membeli cangkul karena, industrinya ada di Kabupaten Sukabumi. Mungkin daerah lain kesulitan mendapatkan cangkul sebab tidak ada perajinnya," kata Kepala Distan Kabupaten Sukabumi Sudrajat di Sukabumi, Sabtu.

Baca juga: Menkop UKM sebut cangkul buatan Sukabumi lebih berkualitas dibanding impor

Menurut dia, petani banyak butuh cangkul walaupun saat ini ada traktor atau alat lainnya tetapi, cangkul tetap diperlukan oleh setiap petani baik yang menggarap lahan pertanian kering maupun basah.

Rata-rata satu hektare lahan pertanian khususnya sawah petani yang menggarapnya sebanyak 10 orang sehingga, dibutuhkan 10 cangkul. Sementara Kabupaten Sukabumi memiliki lahan pertanian (sawah) seluas 55 ribu hektare sudah bisa terlihat berapa kebutuhan cangkul.

Baca juga: Menkop UKM: Jangan ada lagi impor cangkul

Lanjut dia, namun demikian tidak setiap satu hektare sawah digarap orang 10 petani bisa saja kurang ataupun lebih. Selain itu, cangkul tidak bisa dilepaskan dari petani meskipun sekarang sudah ada berbagai macam alat pertanian canggih salah satunya traktor tetapi, hanya untuk meratakan tanah yang kasarnya saja.

Di sisi lain, pihaknya juga mengapresi langkah Menteri Koperasi dan UKM yang tidak lagi menginginkan adanya impor cangkul. Tentunya dengan upaya tersebut keuntungannya tidak hanya bagi petani saja tetapi, para perajin cangkul di Sukabumi pendapatannya akan terus bertambah.



Sebelumnya, Menkop UKM RI Teten Masduki secara tegas tidak ingin lagi ada impor cangkul dari negara manapun karena, di Indonesia pun banyak perajin salah satunya di Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019