Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan pelatihan pengurangan risiko bencana (PRB) untuk relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) desa dari kabupaten dan kota se-NTB.
"Pelatihan ini diikuti 25 relawan Sibat tingkat desa yang dilaksanakan di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur yang tujuannya untuk memperkuat kapasitas dalam upaya pengurangan risiko bencana di masyarakat," kata Wakil Ketua PMI Lombok Timur Abdul Hafiz melalui sambungan telepon di Lombok, Selasa.
Pelatihan itu melibatkan relawan Sibat dari lima desa di Lombok Utara, empat desa di Lombok Timur, tiga desa di Lombok Barat, dua desa di Lombok Tengah. Selain itu, di Sumbawa Besar dan Sumbawa Barat mengirimkan masing-masing satu perwakilan Sibat tingkat desa.
Baca juga: PMI NTB bentuk relawan Sibat di desa terdampak bencana gempa
Dia menjelaskan relawan Sibat merupakan orang yang mengenal wilayah masing-masing dan mereka tahu apa yang dibutuhkan warga desanya dalam pengurangan risiko bencana.
Selain harus paham dengan kondisi daerah, kata dia, relawan yang disiapkan untuk membantu penanggulangan bencana itu, juga orang pertama yang dapat merespons kejadian bencana di wilayahnya sehingga pelatihan tersebut membantu mereka mendapatkan ilmu dan dapat menerapkannya di masyarakat.
Salah seorang relawan Sibat Lombok Timur, Marsa, menambahkan kegiatan itu sebagai pertama kalinya, sedangkan ia bergabung dalam pelatihan untuk mengurangi risiko bencana.
Baca juga: Sibat PMI Sukabumi dilatih kajian risiko bencana di masyarakat
Ia bersyukur dapat terlibat dalam kegiatan itu.
Ia mengharapkan pelatihan itu membuat dirinya dan warga lainnya dapat menerapkan kemampuan untuk mengurangi risiko bencana di wilayahnya, seperti membantu warga jika terjadi bencana.
Apalagi, katanya, beberapa waktu lalu daerah setempat diguncang gempa yang menyebabkan permukiman warga porak poranda.
"Ilmu yang saya dapatkan ini tentunya akan dimanfaatkan dan juga ditularkan untuk warga lainnya di desa saya agar jika terjadi bencana minimalnya tidak terlalu berdampak," katanya.
Baca juga: Sibat PMI untuk bangun ketangguhan berbasis ekosistem dan investasi
Relawan Sibat mendapatkan berbagai materi terkait dengan pengurangan risiko bencana, di antaranya pengenalan Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM), metode Vulnerability Capacity Assesment (VCA), di mana setiap desa bisa melihat kapasitas serta kelemahan dalam menghadapi bencana.
Selain itu, materi "baseline survey", Participatory Rural Appraisal (PRA) yang merupakan kajian untuk memahami kondisi wilayah untuk dapat membuat rancangan kegiatan terkait dengan PRB.
Mereka juga mendapatkan materi mengenai upaya-upaya pengurangan risiko bencana dan sistem peringatan dini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Pelatihan ini diikuti 25 relawan Sibat tingkat desa yang dilaksanakan di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur yang tujuannya untuk memperkuat kapasitas dalam upaya pengurangan risiko bencana di masyarakat," kata Wakil Ketua PMI Lombok Timur Abdul Hafiz melalui sambungan telepon di Lombok, Selasa.
Pelatihan itu melibatkan relawan Sibat dari lima desa di Lombok Utara, empat desa di Lombok Timur, tiga desa di Lombok Barat, dua desa di Lombok Tengah. Selain itu, di Sumbawa Besar dan Sumbawa Barat mengirimkan masing-masing satu perwakilan Sibat tingkat desa.
Baca juga: PMI NTB bentuk relawan Sibat di desa terdampak bencana gempa
Dia menjelaskan relawan Sibat merupakan orang yang mengenal wilayah masing-masing dan mereka tahu apa yang dibutuhkan warga desanya dalam pengurangan risiko bencana.
Selain harus paham dengan kondisi daerah, kata dia, relawan yang disiapkan untuk membantu penanggulangan bencana itu, juga orang pertama yang dapat merespons kejadian bencana di wilayahnya sehingga pelatihan tersebut membantu mereka mendapatkan ilmu dan dapat menerapkannya di masyarakat.
Salah seorang relawan Sibat Lombok Timur, Marsa, menambahkan kegiatan itu sebagai pertama kalinya, sedangkan ia bergabung dalam pelatihan untuk mengurangi risiko bencana.
Baca juga: Sibat PMI Sukabumi dilatih kajian risiko bencana di masyarakat
Ia bersyukur dapat terlibat dalam kegiatan itu.
Ia mengharapkan pelatihan itu membuat dirinya dan warga lainnya dapat menerapkan kemampuan untuk mengurangi risiko bencana di wilayahnya, seperti membantu warga jika terjadi bencana.
Apalagi, katanya, beberapa waktu lalu daerah setempat diguncang gempa yang menyebabkan permukiman warga porak poranda.
"Ilmu yang saya dapatkan ini tentunya akan dimanfaatkan dan juga ditularkan untuk warga lainnya di desa saya agar jika terjadi bencana minimalnya tidak terlalu berdampak," katanya.
Baca juga: Sibat PMI untuk bangun ketangguhan berbasis ekosistem dan investasi
Relawan Sibat mendapatkan berbagai materi terkait dengan pengurangan risiko bencana, di antaranya pengenalan Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM), metode Vulnerability Capacity Assesment (VCA), di mana setiap desa bisa melihat kapasitas serta kelemahan dalam menghadapi bencana.
Selain itu, materi "baseline survey", Participatory Rural Appraisal (PRA) yang merupakan kajian untuk memahami kondisi wilayah untuk dapat membuat rancangan kegiatan terkait dengan PRB.
Mereka juga mendapatkan materi mengenai upaya-upaya pengurangan risiko bencana dan sistem peringatan dini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019