Universitas Pancasila (UP) sebagai perguruan tinggi yang menyandang nama falsafah bangsa Indonesia tentunya ingin memberikan contoh dalam mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila kepada para mahasiswa ketika menuntut ilmu maupun dalam kehidupan sehari-hari.

"Universitas Pancasila (UP) menyadari bahwa generasi muda akan kehilangan ke-Indonesiaan-nya apabila Pancasila tidak diikutsertakan dalam proses pembelajaran Iptek," katanya Rektor Universitas Pancasila Prof Wahono Sumaryono.

Baca juga: Universitas Pancasila tingkatkan mutu pendidikan dengan lahirkan SDM yang kompetitif

Oleh karena itu pada setiap kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) terus berusaha untuk membangun kecerdasan intelektual dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan Pancasila agar saling melengkapi bagi generasi muda.

Saat ini pembangunan Sumber Daya Manusia, menjadi salah satu visi prioritas pemerintah. Perguruan Tinggi menjadi salah satu tempat yang memegang peranan besar. Iptek menjadi salah satu hal yang harus dikuasai oleh generasi mendatang.

Wahono mengatakan cara berpikir yang ilmiah dan penguasaan teknologi akan membuat generasi muda Indonesia diperhitungkan oleh masyarakat dunia. Penggunaan dan pengembangan Iptek di Indonesia harus memiliki ciri Pancasila, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur rakyat Indonesia.

Pengembangan Iptek yang tidak selaras dengan Pancasila dapat menimbulkan masalah baru. Contoh kasus adalah masalah intoleransi, munculnya ujaran kebencian (hate speech) di media sosial yang tidak disikapi dengan bijak. Terdapat pula beberapa diskusi yang menyatakan bahwa kampus justru menjadi tempat penyebaran sikap intoleransi.

Baca juga: Universitas Pancasila bina mahasiswa menjadi wirausahawan tangguh

Hal ini menimbulkan keprihatinan, mengingat bahwa kampus seharusnya menjadi tempat membuka wawasan, bergaul dengan segala kalangan dan mengembangkan Iptek yang dapat bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selaras dengan semangat di atas, maka UP memberikan materi mengenai cara menangkal radikalisme/terorisme, pencegahan narkoba, membangun kemampuan belajar di perguruan tinggi berdasarkan prinsip ilmiah, dan juga mengundang para alumni untuk hadir dan berbagi pengalaman sukses kepada para mahasiswa baru.

Dikatakannya Universitas Pancasila semakin menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompetitif untuk memajukan pembangunan di Indonesia.

"UP tentu akan terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan," jelas Wahono.

Pada bidang akademik, UP telah bekerjasama dengan sejumlah universitas di dalam dan luar negeri dalam rangka studi lanjut dosen, kerja sama penelitian, pertukaran mahasiswa dalam bentuk transfer kredit, double degree dan lainnya

Untuk menunjang kegiatan kerja sama itu, lanjutnya UP membentuk University of Pancasila International Community (UPIC). UPIC merupakan wadah bagi para mahasiswa UP, yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik tapi juga kemampuan dan kapasitas untuk berinteraksi dalam pergaulan internasional.

Baca juga: Universitas Pancasila siap menyongsong era digital

Para mahasiswa yang tergabung dalam UPIC diharapkan akan menjadi Duta UP (UP Ambassadors), dan menjadi promotor dalam meningkatkan international exposure UP sebagai institusi pendidikan yang mampu berkiprah di luar negeri.
 

Pengabdian masyarakat

Perguruan tinggi yang mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak hanya melakukan pendidikan dan penelitian saja tetapi juga pengabdian kepada masyarakat.

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pancasila sudah memasuki tahun ketiga melakukan pengabdian masyarakat dengan membangun infrastruktur di Kampung Legok Muncang dan Kampung Bara Gajed, Desa Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Ini sudah masuk ke tahun ketiga diawali dengan inisiasi mahasiswa fakultas teknik di bawah pimpinan Muhammad Yusuf dan temen-temennya," kata Wahono.

Para mahasiswa UP ini ingin mempraktekkan nilai-nilai kepentingan sosial sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat.

Kompetensi keilmuan yang dikuasai selama belajar di Fakultas Teknik UP dan penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Para mahasiswa tersebut lanjut rektor membangun jalan desa yang jalan cor beton yang manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat setempat.

Padahal sebelumnya jalan-jalan desa ketika musim hujan sangat becek sehingga banyak murid yang tidak masuk sekolah, sekarang setelah dibeton jalan jadi mulus dan murid-murid rajin berangkat sekolah.

Dikatakannya para mahasiswa juga selain membangun jalan juga membuat MCK, jaringan air bersih, mushola, renovasi masjid, mushola termasuk. Juga memasang tiang lampu yang terbuat dari solar cell sebanyak  tujuh buah.

"Kegiatan-kegiatan secara keseluruhan merupakan bagian dari praktek kepedulian sosial yang pada akhirnya kita berharap karakter pemimpin itu harus dipraktekkan, teorinya sudah banyak tapi para mahasiswa ingin mempraktekkan karakter Pancasila dengan membangun desa dengan bergotong royong," jelas Wahono. 

Wahono berharap kampus bisa menjadi menara suar dan menara air. Menara suara artinya memberi penerangan dan penentu arah dan menara air artinya memberi kehidupan pada masyarakat yang pada akhirnya mendorong kehidupan sosial ekonomi yang meningkat.

Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila (UP), Dr Budhi Muliawan Suyitno menegaskan mahasiswa Universitas Pancasila juga menekankan selain kecerdasaran akademik tapi juga kecerdasan sosial yang memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Leuwisadeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Jadi bukan hanya dibangku sekolah cerdasnya tapi juga dilapangan untuk dapat banyak membantu masyarakat. Inilah yang dibutuhkan untuk memimpin masa depan," kata Budhi.

Ia mengatakan para mhasiswa banyak yang menunda sidang demi pengabdian masyrakat untuk berbakti kepada masyarakat. Mereka antusias. Kegiatan ini memberikan motivasi bagi fakultas lain untuk berbagi dan mengembangkan diri mereka.  

Kegiatan Teknik Pancasil Bangun Desa ini merupakan hal yang positif. Mereka juga telah dibekali kegiatan untuk membentuk karakter. Dan ini suatu kebanggaan bagi mereka. Mereka punya nilai yang bermafaat untuk maysrakat.  

Mahasiswa FTUP ini mempunyai kemampuan itu, dengan keterbatasan dana dan waktu dan masih bisa membantu meringankan warga di desa. Kita ingin desa Leuwisadeng ini bisa menjadi desa percontohan desa yang hijau. 

Budhi menyatakan melihat perlu ada konsistensi antar angkatan dalam menjalankan program bangun desa ini, sehingga angkatan berikutnya bisa meneruskan program tersebut agar menjadi lebih baik.

"Penting sekali menjaga konsistensi. Ini suatu program yang keberlanjutan. Memberikan semangat kita untuk berkembang terus sehingga mahasiswapun kreatif. Hasilnya diluar ekspektasi kami," jelasnya.  

Sementara itu Ketua Panitia Teknik Pancasila Bangun Desa, Muhammad Yusuf mengatakan selama ini tantangan yang saya rasakan ada kurangya kepecerayaan dari masyrakat setempat ketika para mahasiswa datang pertama kali.

Namun setelah kita berjalan Alhamdulillah masyarakat sangat mendukung kita. Masyarakat sangat antusaias dan pada saat kita mengakhiri program ini mereka anak-anak desa dan warga nangis karena merasa ditinggalkan, karena mempunyai ikatan batin yang luar biasa.

Selain itu Mahasiswa Universitas Pancasila (UP) menggerakkan program pembinaan dan penggerakan ekonomi kreatif di Kampung Kukuk Sumpung, Desa Gobang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Pembinaan dilakukan dengan harapan agar dapat mengembangkan dan mengelola lebih lanjut Produk Unggulan Kawasan Desa yang berpotensi memiliki nilai jual yang tinggi," kata Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat UP, Achmad Zulfikar Lutfi.

Beberapa produk yang akan dikembangkan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Tim Pengabdian masyarakat Pancasila Mengabdi 2019 yaitu gula aren menjadi gula semut, biji kopi Gobang yang biasa di jual berupa biji kopi diolah menjadi produk siap konsumsi serta serat pohon aren akan di kembangkan menjadi kerajinan tangan olahan lidi.

Menurut dia, pembinaan masyarakat akan disampaikan para ahli yang bergerak di bidangnya, pembinaan yang dilakukan pun akan dikemas secara menarik dan mudah dipahami.

Program lainnya yang akan dilakukan adalah serangkaian Agenda Fun Learning yang ditujukan pada anak-anak di desa Gobang. Kegiatan Fun Learning tersebut mengacu pada 7 keilmuan yang ada di Universitas Pancasila. 


Entreprenuership Pancasila
    
Universitas Pancasila menggagas dan mengkaji konsep Entreprenuership Pancasila dalam menjalankan kegiatan bisnis yang diharapkan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Konsep Entreprenuership Pancasila menerapkan setiap sila Pancasila mulai darai sila pertama sampai sila kelima dalam menjalankan bisnisnya. Mulai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadailan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila Sri Widiastuti mengatakan dengan menjalankan konsep Entreprenuership Pancasila diharapkan bisa membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia sesuai dengan cita-cita Pancasila.

Upaya yang sudah dilakukan adalah dengan menggelar pelatihan Entrepreneurship Pancasila.

"UP sendiri punya inkubator bisnis memberikan pendampingan kepada pelaku usaha. Sila keempat adalah kaitannya dengan kerakyatan. Segala sesuatu ada aturannya, mengambil keputusan ada musyawarah dan terakhir keadilan sosial. Jika itu dilaksanakan dengan baik akan terbentuk keadilan sosial," jelasnya.

Dengan sistem ekonomi Pancasila ini lebih unggul daripada kapitalis yang mengedepankan persaingan. Untuk saat ini, kata dia, hal yang harus dilakukan adalah berjejaring.

Konsep ekonomi Pancasila juga sejalan dengan ekonomi syariah, karena dalam ekonomi Pancasila terdapat terdapat kejujuran.

"Jadi tidak hanya yang punya modal yang untung saja. Sistem ekonomi Pancasila menggarisbawahi proses, kita tidak berpihak pada pasar sepenuhnya, tapi harus ada kendali. Kaitannya ekonomi syariah dengan Pancasila beriringan, ada kejujuran dan keadilan," katanya.

Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Pembina Universitas Pancasila Siswono Yudo Husodo menyatakan kemajuan suatu bangsa dibutuhkan wirausaha yang handal.

"Dari bukti-bukti empiris semua negara di dunia ini semakin menyadari bahwa kemajuan yang pesat suatu negara itu diperlukan hadirnya wirausaha dalam jumlah dan kualitas yang baik," kata Siswono.

Siswono mengatakan jika kita lihat hasil Sensus Ekonomi 2016, wirausaha Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari jumlah angkatan kerja. Sebagai perbandingan Malaysia mencapai 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen, dan Amerika Serikat 12 persen.

"Wiarusaha Indonesia masih sedikit untuk menjadi negara maju. Ini terbukti dengan defisit neraca berjalannya karena banyak yang masih banyak barang diimpor karena kurangnya pengusaha memproduksi barang," kata mantan Cawapres pada pilpres 2004.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019