Warga Desa Sukaraya, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terpaksa melakukan aktifitas mandi,cuci, kakus di Sungai Cilemahabang yang tercemar limbah perusahaan hingga menyebabkan air sungai berwarna hitam dan mengeluarkan bau tidak sedap.
"Mau gimana lagi, kemarau menyebabkan pasokan air bersih minim. Air bersih di sini hanya cukup untuk masak aja saat musim kemarau panjang gini," kata Masrikoh (39) salah seorang warga setempat, Sabtu.
Baca juga: Pemkab Bekasi diminta tindak oknum pencemar sungai
Menurut dia pencemaran di sungai ini sudah relatif parah dan berdasarkan informasi yang ia terima dari sejumlah tetangganya menyebut bahwa sungai ini sudah tercemar limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Namun dirinya bersama para ibu di desanya mengaku tidak memiliki pilihan selain tetap mencuci di tepi sungai yang kini tenar disebut warga dengan istilah sungai hitam karena perubahan warnanya itu.
"Jadi mau tidak mau setiap hari kita tetap cuci baju di sungai hitam ini, dikucek nanti sampai rumah dibilas lagi," ungkapnya.
Baca juga: KP2C: LAHP Ombudsman momentum penegakan hukum sungai
Berdasarkan pantauan bau menyengat tercium dari sungai yang menghitam itu. Diketahui Sungai Cilemahabang berhulu pada Sungai Cikeas, Bogor dan tergabung pada kanal Cikarang-Bekasi-Laut yang menyatu dengan Sungai Cileungsi hingga akhirnya bermuara di Tarumajaya.
Warga lainnya, Sarman (63) mengaku awalnya Sungai Cilemahabang memiliki air yang jernih bahkan setiap harinya selalu digunakan warga untuk mandi namun sejak tercemar kini tidak banyak warga yang menggunakannya untuk mandi.
"Kalau terpaksa ya ada aja yang mandi. Pernah waktu itu ada yang mandi jadinya gatal-gatal. Mana airnya bau pesing. Pakai sabun juga tetap saja bau. Ini sudah lama kayak gini," kata dia.
Baca juga: Tim bersih sungai akan dibentuk Pemprov Jabar atasi pencemaran
Kondisi ini jelas membuat warga setempat kesal bahkan mereka menyampaikan aspirasi kerinduan akan sungai yang bersih lewat sejumlah spanduk yang dipasang di bantaran sungai.
"Kami minta pemerintah daerah segera menangani pencemaran ini jangan tinggal diam saja," kata Sarman.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Husni Thamrin mengatakan pihaknya sudah meninjau kondisi sungai itu kemarin dan berjanji akan menelusuri asal penyebab pencemaran.
"Kami akan panggil Dinas Lingkungan Hidup untuk menyelesaikan persoalan ini. Kami menduga ada perusahaan nakal yang sengaja membuang limbah ke sungai, akan kami panggil juga mereka. Kemarin kami sudah meminta warga untuk ikut mengidentifikasi asal muasal pencemaran ini dan kami tegaskan ini bakal ditangani tuntas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Mau gimana lagi, kemarau menyebabkan pasokan air bersih minim. Air bersih di sini hanya cukup untuk masak aja saat musim kemarau panjang gini," kata Masrikoh (39) salah seorang warga setempat, Sabtu.
Baca juga: Pemkab Bekasi diminta tindak oknum pencemar sungai
Menurut dia pencemaran di sungai ini sudah relatif parah dan berdasarkan informasi yang ia terima dari sejumlah tetangganya menyebut bahwa sungai ini sudah tercemar limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Namun dirinya bersama para ibu di desanya mengaku tidak memiliki pilihan selain tetap mencuci di tepi sungai yang kini tenar disebut warga dengan istilah sungai hitam karena perubahan warnanya itu.
"Jadi mau tidak mau setiap hari kita tetap cuci baju di sungai hitam ini, dikucek nanti sampai rumah dibilas lagi," ungkapnya.
Baca juga: KP2C: LAHP Ombudsman momentum penegakan hukum sungai
Berdasarkan pantauan bau menyengat tercium dari sungai yang menghitam itu. Diketahui Sungai Cilemahabang berhulu pada Sungai Cikeas, Bogor dan tergabung pada kanal Cikarang-Bekasi-Laut yang menyatu dengan Sungai Cileungsi hingga akhirnya bermuara di Tarumajaya.
Warga lainnya, Sarman (63) mengaku awalnya Sungai Cilemahabang memiliki air yang jernih bahkan setiap harinya selalu digunakan warga untuk mandi namun sejak tercemar kini tidak banyak warga yang menggunakannya untuk mandi.
"Kalau terpaksa ya ada aja yang mandi. Pernah waktu itu ada yang mandi jadinya gatal-gatal. Mana airnya bau pesing. Pakai sabun juga tetap saja bau. Ini sudah lama kayak gini," kata dia.
Baca juga: Tim bersih sungai akan dibentuk Pemprov Jabar atasi pencemaran
Kondisi ini jelas membuat warga setempat kesal bahkan mereka menyampaikan aspirasi kerinduan akan sungai yang bersih lewat sejumlah spanduk yang dipasang di bantaran sungai.
"Kami minta pemerintah daerah segera menangani pencemaran ini jangan tinggal diam saja," kata Sarman.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Husni Thamrin mengatakan pihaknya sudah meninjau kondisi sungai itu kemarin dan berjanji akan menelusuri asal penyebab pencemaran.
"Kami akan panggil Dinas Lingkungan Hidup untuk menyelesaikan persoalan ini. Kami menduga ada perusahaan nakal yang sengaja membuang limbah ke sungai, akan kami panggil juga mereka. Kemarin kami sudah meminta warga untuk ikut mengidentifikasi asal muasal pencemaran ini dan kami tegaskan ini bakal ditangani tuntas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019