Anak seorang sopir di Pekalongan Jawa Tengah, Muhammad Firman Ardyansyah, terpilih menjadi wisudawan terbaik program S1 Sekolah Bisnis IPB University pada Wisuda Sarjana dan Pasca-Sarjana di Graha Widya Wisuda di Kampus IPB University Dramaga, Bogor, Rabu.
"Saya tidak pernah berpikir bisa sampai di titik ini," kata Muhammad Firman Ardyansyah usai acara wisuda. Firman yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,80, meraih predikat "cum laude "cum laude" dan ditetapkan sebagai wisudawan terbaik program S1 Sekolah Bisnis IPB University.
Baca juga: Arif Satria lunasi janjinya raih gelar Profesor
Firman belajar keras hingga meraih IPK 3,80 untuk membalas perjuangan orang tuanya dalam membiayai kuliahnya. "Saya ingin membuat orang tua saya gembira dan bangga. Prestasi ini sebagai tanggung jawab moral saya, karena telah diizinkan merantau dari Pekalongan ke Bogor lalu bersungguh-sungguh kuliah," katanya.
Alumnus SMA Negeri 1 Pekalongan Jawa Tengah ini juga menyatakan ingin membuktikan bahwa mahasiswa Bidikmisi yang berlatar belakang ekonomi sederhana seperti dirinya, memiliki daya juang tinggi, mampu bersaing dengan mahasiswa yang lain dari keluarga yang lebih sejahtera.
Baca juga: IPB gelar upacara peringati Hari Sumpah Pemuda
Firman bercerita ayahnya adalah sopir di sebuah koperasi simpan-pinjam di Pekalongan Jawa Tengah, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga yang bekerja sekadarnya untuk membantu ekonomi keluarga.
"Semula, saya tidak pernah menyangka bisa menjadi mahasiswa di salah satu kampus terbaik di negeri ini. Hingga suatu saat ada pembukaan beasiswa Bidikmisi di SMA. Bidikmisi inilah yang menjadi jalan pembuka untuk meraih mimpi-mimpi saya. Saya menerima beasiswa ini sejak semester pertama di IPB University," cerita Firman.
Firman menyadari, meskipun beasiswa Bidikmisi sangat membantu biaya kuliahnya, tapi jika dibandingkan dengan biaya hidup di Kota Bogor, dirinya harus pandai-pandai mengatur keuangan. "Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, saya pernah mengajar les privat, dan rajin ikut lomba berharap dapat hadiah," kata Firman.
Baca juga: Alumni IPB: Perubahan teknologi digital perlu disikapi secara tepat
Pria kelahiran Pekalongan, 17 September 1997 ini juga bercerita tentang pengalamannya menjadi mahasiswa di Sekolah Bisnis IPB University. "Selama kuliah, jiwa entrepreneurnya mulai tumbuh. Ilmu Entrepreneur yang diajarkan di Sekolah Bisnis IPB University sangat bermanfaat bagi saya dalam pengambilan keputusan kehidupan sehari-hari. Bagi saya Sekolah Bisnis IPB University adalah sekolah terbaik yang saya temui,“ katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Saya tidak pernah berpikir bisa sampai di titik ini," kata Muhammad Firman Ardyansyah usai acara wisuda. Firman yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,80, meraih predikat "cum laude "cum laude" dan ditetapkan sebagai wisudawan terbaik program S1 Sekolah Bisnis IPB University.
Baca juga: Arif Satria lunasi janjinya raih gelar Profesor
Firman belajar keras hingga meraih IPK 3,80 untuk membalas perjuangan orang tuanya dalam membiayai kuliahnya. "Saya ingin membuat orang tua saya gembira dan bangga. Prestasi ini sebagai tanggung jawab moral saya, karena telah diizinkan merantau dari Pekalongan ke Bogor lalu bersungguh-sungguh kuliah," katanya.
Alumnus SMA Negeri 1 Pekalongan Jawa Tengah ini juga menyatakan ingin membuktikan bahwa mahasiswa Bidikmisi yang berlatar belakang ekonomi sederhana seperti dirinya, memiliki daya juang tinggi, mampu bersaing dengan mahasiswa yang lain dari keluarga yang lebih sejahtera.
Baca juga: IPB gelar upacara peringati Hari Sumpah Pemuda
Firman bercerita ayahnya adalah sopir di sebuah koperasi simpan-pinjam di Pekalongan Jawa Tengah, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga yang bekerja sekadarnya untuk membantu ekonomi keluarga.
"Semula, saya tidak pernah menyangka bisa menjadi mahasiswa di salah satu kampus terbaik di negeri ini. Hingga suatu saat ada pembukaan beasiswa Bidikmisi di SMA. Bidikmisi inilah yang menjadi jalan pembuka untuk meraih mimpi-mimpi saya. Saya menerima beasiswa ini sejak semester pertama di IPB University," cerita Firman.
Firman menyadari, meskipun beasiswa Bidikmisi sangat membantu biaya kuliahnya, tapi jika dibandingkan dengan biaya hidup di Kota Bogor, dirinya harus pandai-pandai mengatur keuangan. "Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, saya pernah mengajar les privat, dan rajin ikut lomba berharap dapat hadiah," kata Firman.
Baca juga: Alumni IPB: Perubahan teknologi digital perlu disikapi secara tepat
Pria kelahiran Pekalongan, 17 September 1997 ini juga bercerita tentang pengalamannya menjadi mahasiswa di Sekolah Bisnis IPB University. "Selama kuliah, jiwa entrepreneurnya mulai tumbuh. Ilmu Entrepreneur yang diajarkan di Sekolah Bisnis IPB University sangat bermanfaat bagi saya dalam pengambilan keputusan kehidupan sehari-hari. Bagi saya Sekolah Bisnis IPB University adalah sekolah terbaik yang saya temui,“ katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019