Sukabumi (Antaranews Bogor) - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Jawa Barat membantah telah menelantarkan bahkan sampai menolak pasien jaminan kesehatan masyarakat yang ingin berobat di rumah sakit itu.
"Informasi tersebut tidak benar, karena dalam memberikan pelayanan kami tidak membedakan setiap pasien dan kasus yang dialami oleh Firela Gesti (16) warga Rt 5/4 Kampung Tanjung Sari Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh yang merupakan pasien jamkesmas kami bukan menolak, tapi dari hasil diagnosa dokter pasien tidak perlu dirawat inap karena kondisinya tidak ada yang mengkhawatirkan," kata Direktur Utama RSUD R Syamsudin SH, Suherman kepada wartawan, Selasa.
Menurut Suherman, apa yang telah dilakukan dokter yang memeriksa si pasien tersebut sudah melalui prosedur dan tidak ada membeda-bedakan sama sekali. Selain itu, adanya perbedaan hasil diagnosa antara puskesmas dengan pihak rumah sakit, dirinya menyebut hal itu bisa saja terjadi.
Namun, sekali lagi dia tetap meyakini pelayanan yang diberikan petugas medisnya selalu profesional dan mengedepankan asas kemanusian sehingga tidak ada petugas medis yang melihat latar belakang si pasien, karena RSUD R Syamsudin SH akan memberikan yang terbaik untuk seluruh pasien.
"Kalupun pasien itu pingsan setelah pulang dari rumah sakit menurut kami bukan karena penyakitnya tetapi mentalnya yang lemah," tambahnya.
Sementara, kakak kandung dari Firela, Rini Andriani mengatakan adiknya ditolak oleh pihak rumah sakit hanya gara-gara menggunakan program pemerintah yakni jamkesmas. Kejadian itu bermula, ketika Firela mengalami panas tinggi dan langsung dilarikan ke puskesmas.
Setelah diperiksa, pihak puskesmas mengharuskan adiknya tersebut untuk segera dilarikan ke rumah sakit karena sakitnya cukup parah. Namun, bukannya mendapatkan perawatan, tetapi Firela diharuskan pulang dengan alasan penyakitnya tersebut tidak parah dan hanya diminta rawat jalan saja.
"Kami pun sepakat dan menuruti apa kata dokter dan kembali memulangkan adik saya, namun saat dalam perjalan sampai rumah ia pingsan dan pihak puskesmas tetap mengharuskan agar Firela dirawat inap di rumah sakit karena sakitnya cukup parah," kata Rini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Informasi tersebut tidak benar, karena dalam memberikan pelayanan kami tidak membedakan setiap pasien dan kasus yang dialami oleh Firela Gesti (16) warga Rt 5/4 Kampung Tanjung Sari Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh yang merupakan pasien jamkesmas kami bukan menolak, tapi dari hasil diagnosa dokter pasien tidak perlu dirawat inap karena kondisinya tidak ada yang mengkhawatirkan," kata Direktur Utama RSUD R Syamsudin SH, Suherman kepada wartawan, Selasa.
Menurut Suherman, apa yang telah dilakukan dokter yang memeriksa si pasien tersebut sudah melalui prosedur dan tidak ada membeda-bedakan sama sekali. Selain itu, adanya perbedaan hasil diagnosa antara puskesmas dengan pihak rumah sakit, dirinya menyebut hal itu bisa saja terjadi.
Namun, sekali lagi dia tetap meyakini pelayanan yang diberikan petugas medisnya selalu profesional dan mengedepankan asas kemanusian sehingga tidak ada petugas medis yang melihat latar belakang si pasien, karena RSUD R Syamsudin SH akan memberikan yang terbaik untuk seluruh pasien.
"Kalupun pasien itu pingsan setelah pulang dari rumah sakit menurut kami bukan karena penyakitnya tetapi mentalnya yang lemah," tambahnya.
Sementara, kakak kandung dari Firela, Rini Andriani mengatakan adiknya ditolak oleh pihak rumah sakit hanya gara-gara menggunakan program pemerintah yakni jamkesmas. Kejadian itu bermula, ketika Firela mengalami panas tinggi dan langsung dilarikan ke puskesmas.
Setelah diperiksa, pihak puskesmas mengharuskan adiknya tersebut untuk segera dilarikan ke rumah sakit karena sakitnya cukup parah. Namun, bukannya mendapatkan perawatan, tetapi Firela diharuskan pulang dengan alasan penyakitnya tersebut tidak parah dan hanya diminta rawat jalan saja.
"Kami pun sepakat dan menuruti apa kata dokter dan kembali memulangkan adik saya, namun saat dalam perjalan sampai rumah ia pingsan dan pihak puskesmas tetap mengharuskan agar Firela dirawat inap di rumah sakit karena sakitnya cukup parah," kata Rini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014