Bekasi (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai menyebar tim intelijen untuk menyerap informasi dini terkait dengan indikasi gangguan kemanan menjelang Pemilu Legislatif 2014.
"Kami sudah mengaktifkan instrumen yang dapat menyerap informasi dini tentang gangguan keamanan," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Bekasi Rudi Sabarudin di Bekasi, Minggu (16/2).
Dia menjelaskan bahwa intelijen yang disebar merupakan ujung tombak informasi untuk pemerintah dalam upaya mengantisipasi gejolak masyarakat selama rangkaian pemilu berlangsung.
"Kesbangpolinmas mencari dan mengumpulkan informasi dari lapangan, dan informasi itu dikumpulkan lalu dikaji untuk validasi informasi, kemudian dilaporkan ke dinas terkait untuk diambil langkah lebih jauh," katanya.
Menurut dia, gejolak masyarakat yang paling dominan mendekati tahapan kampanye Pemilu Legislatif 2014, berupa aksi unjuk rasa.
"Potensi unjuk rasa adalah gejolak yang paling dominan saat ini," katanya.
Ia mengatakan bahwa Kota Bekasi merupakan salah satu tempat yang dinilai rawan konflik terkait suku, agama, hingga persoalan pemilu.
Ia mengatakan lembaga yang selama ini aktif memberikan informasi kepada Kesbangpolinmas, antara lain Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Komunitas Intelejen Daerah (Komida), unsur kejaksaan, polres, kodim, dan Badan Intelejen Negara (BIN).
"Masing-masing instansi telah mengintensifkan komunikasinya dengan kami khususnya menjelang pemilu kali ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Kami sudah mengaktifkan instrumen yang dapat menyerap informasi dini tentang gangguan keamanan," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Bekasi Rudi Sabarudin di Bekasi, Minggu (16/2).
Dia menjelaskan bahwa intelijen yang disebar merupakan ujung tombak informasi untuk pemerintah dalam upaya mengantisipasi gejolak masyarakat selama rangkaian pemilu berlangsung.
"Kesbangpolinmas mencari dan mengumpulkan informasi dari lapangan, dan informasi itu dikumpulkan lalu dikaji untuk validasi informasi, kemudian dilaporkan ke dinas terkait untuk diambil langkah lebih jauh," katanya.
Menurut dia, gejolak masyarakat yang paling dominan mendekati tahapan kampanye Pemilu Legislatif 2014, berupa aksi unjuk rasa.
"Potensi unjuk rasa adalah gejolak yang paling dominan saat ini," katanya.
Ia mengatakan bahwa Kota Bekasi merupakan salah satu tempat yang dinilai rawan konflik terkait suku, agama, hingga persoalan pemilu.
Ia mengatakan lembaga yang selama ini aktif memberikan informasi kepada Kesbangpolinmas, antara lain Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Komunitas Intelejen Daerah (Komida), unsur kejaksaan, polres, kodim, dan Badan Intelejen Negara (BIN).
"Masing-masing instansi telah mengintensifkan komunikasinya dengan kami khususnya menjelang pemilu kali ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014