Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Gumelar menghimbau kepada para perempuan agar melakuakn deteksi dini jika menemukan benjolan di payudaranya dengan memeriksakan diri ke dokter, untuk memastikan adanya kanker atau tidak pada benjolan tersebut. 

"Benjolan pada payudara tidak semua kanker. Jadi, jangan takut periksa ke dokter. Ini akan memperkecil semangat kita periksa payudara. Padahal, hanya sekitar 10 persen dari benjolan payudara terkena kanker," ujar Linda Gumelar dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.

Penderita kanker di masyarakat saat ini, lebih menyukai pengobatan herbal atau alternatif. Sehingga, penyakit diderita semakin sulit disembuhkan. Karena tak cepat ditangani tenaga medis akibat berobat alternatif lebih dulu. 

"Kami akan terus melakukan sosialisasi pentingnya deteksi dini hingga pelosok tanah air. Bertepatan dengan Oktober sebagai bulan peduli kanker payudara internasional, YKPI menjemput bola kegiatan pengabdian masyarakat dari PERABOI yang dilakukan di Samarinda dan Tenggarong untuk membangun kesadaran masyarakat atas kejadian kanker payudara stadium lanjut," ujar Linda.

"Karena kanker ini tidak ada gejala dan kita tidak akan merasakan sakit pada awalnya, jadi deteksi dini itu penting," katanya.

Linda Gumelar yang melakukan sosialisasi dini kanker payudara, di Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda menyatakan penyebaran informasi tentang kanker payudara di Indonesia, diakui Linda, belum merata. Bahkan masih ada mitos-mitos di kelompok masyarakat yang mendorong maraknya pengobatan non medis. 

Ada juga sekelompok orang yang masih merasa malu divonis kanker payudara meski baru stadium awal dan memilih mengurung dirinya serta menunda pengobatan medis.

Untuk itu ayo lakukan SADARI di rumah secara rutin, caranya bisa dilihat di website atau sosial media YKPI seperti Instagram atau facebook. Dan, segera periksakan ke dokter jika ada kelainan pada payudara. Misalnya terasa ada benjolan atau perubahan pada puting. 

Linda mengungkapkan kepedulian masyarakat dan dukungan kepada para penyintas kanker payudara dapat menekan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut. 
 
Ketua PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) dr Walta Gautama SpB(K)Onk menegaskan kendati angka kejadian kanker payudara tinggi, tapi tingkat kesembuhannya juga tinggi. Bahkan bisa mencapai 90 persen. 

"Tentunya angka kesembuhan itu didapat jika pasien datang berobat pada stadium nol. Semakin tinggi stadiumnya maka semakin banyak pula modalitas terapi yang dibutuhkan dan semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan," tambah dr Walta. 

Menyikapi hal ini, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) semakin termotivasi untuk lebih giat berupaya mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut di Indonesia melalui program kerjanya. 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019