Asosiasi Pilot Southwest Airlines, Senin (7/10), mengatakan telah mengajukan tuntutan hukum terhadap Boeing Co karena pelarangan terbang pesawat-pesawat 737 MAX buatan pabrik itu telah membuat mereka kehilangan gaji sedikitnya 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,4 triliun).
Southwest Airlines adalah pengguna terbesar MAX, dengan 34 pesawat jet di armada penerbangannya, saat maskapai di seluruh dunia mengandangkan pesawat MAX pada Maret.
Keputusan penghentian penerbangan pesawat-pesawat MAX itu mereka ambil pascakecelakaan maut dua pesawat, yang menewaskan total 346 orang.
Southwest Airlines, yang memberikan layanan penerbangan dengan harga cukup murah, tahun ini saja memiliki pesanan 41 lagi jet MAX. Namun, penyerahan jet-jet itu masih dibekukan sehingga maskapai tersebut terpaksa membatalkan lebih dari 100 penerbangan setiap harinya serta mengurangi jam terbang bagi para pilot.
Baca juga: Pendapatan Boeing jatuh akibat dua kecelakaan mematikan
Dalam pernyatannya, SWAPA (Southwest Airlines Pilots Association) mengatakan tuntutan hukum menyatakan bahwa para pilot dulu setuju menerbangkan pesawat 737 MAX berdasarkan pernyataan Boeing bahwa jet tersebut ideal dan serupa dengan model-model 737 sebelumnya yang "sudah dibuktikan oleh waktu" dan sudah terbang selama bertahun-tahun.
"Pernyataan mereka tidak benar," kata SWAPA.
Juru bicara Boeing Chaz Bickers mengatakan, "Kami menghargai hubungan kami yang telah lama dengan SWAPA, kami yakin tuntutan hukum ini tidak akan berhasil dan kami bertekad untuk membela diri."
Perusahaan pembuat pesawat itu akan terus bekerja sama dengan Southwest dan para pilotnya dalam upaya mengembalikan MAX melanjutkan layanan penerbangan secara aman.
Baca juga: Maskapai Chinapun menuntut Kompensasi dari Boeing
SWAPA memperkirakan bahwa pelarangan terbang 737 MAX telah menyebabkan pembatalan lebih dari 30.000 penerbangan Southwest serta menurunkan layanan bagi penumpang sebesar 8 persen hingga akhir 2019.
Southwest sedang menjadwalkan penerbangan tanpa MAX hingga setidaknya sampai awal Januari 2020, sambil menunggu izin dari badan pengatur penerbangan komersial.
Para pilot American Airlines Group, yang sejauh ini telah membatalkan banyak penerbangan MAX hingga awal Desember, juga telah menuntut kompensasi atas gaji yang menurun terkait pelarangan terbang 737 MAX. Namun, mereka belum mengajukan tuntutan hukum.
SWAPA, yang mewakili sekitar 10.000 pilot Southwest, mengatakan pihaknya menyampaikan tuntutan hukum itu di Pengadilan Distrik Dallas County, Texas, Amerika Serikat.
Sumber: Reuters.
Baca juga: Boeing pangkas produksi bulanan pesawat 737 setelah kecelakaan mematikan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Southwest Airlines adalah pengguna terbesar MAX, dengan 34 pesawat jet di armada penerbangannya, saat maskapai di seluruh dunia mengandangkan pesawat MAX pada Maret.
Keputusan penghentian penerbangan pesawat-pesawat MAX itu mereka ambil pascakecelakaan maut dua pesawat, yang menewaskan total 346 orang.
Southwest Airlines, yang memberikan layanan penerbangan dengan harga cukup murah, tahun ini saja memiliki pesanan 41 lagi jet MAX. Namun, penyerahan jet-jet itu masih dibekukan sehingga maskapai tersebut terpaksa membatalkan lebih dari 100 penerbangan setiap harinya serta mengurangi jam terbang bagi para pilot.
Baca juga: Pendapatan Boeing jatuh akibat dua kecelakaan mematikan
Dalam pernyatannya, SWAPA (Southwest Airlines Pilots Association) mengatakan tuntutan hukum menyatakan bahwa para pilot dulu setuju menerbangkan pesawat 737 MAX berdasarkan pernyataan Boeing bahwa jet tersebut ideal dan serupa dengan model-model 737 sebelumnya yang "sudah dibuktikan oleh waktu" dan sudah terbang selama bertahun-tahun.
"Pernyataan mereka tidak benar," kata SWAPA.
Juru bicara Boeing Chaz Bickers mengatakan, "Kami menghargai hubungan kami yang telah lama dengan SWAPA, kami yakin tuntutan hukum ini tidak akan berhasil dan kami bertekad untuk membela diri."
Perusahaan pembuat pesawat itu akan terus bekerja sama dengan Southwest dan para pilotnya dalam upaya mengembalikan MAX melanjutkan layanan penerbangan secara aman.
Baca juga: Maskapai Chinapun menuntut Kompensasi dari Boeing
SWAPA memperkirakan bahwa pelarangan terbang 737 MAX telah menyebabkan pembatalan lebih dari 30.000 penerbangan Southwest serta menurunkan layanan bagi penumpang sebesar 8 persen hingga akhir 2019.
Southwest sedang menjadwalkan penerbangan tanpa MAX hingga setidaknya sampai awal Januari 2020, sambil menunggu izin dari badan pengatur penerbangan komersial.
Para pilot American Airlines Group, yang sejauh ini telah membatalkan banyak penerbangan MAX hingga awal Desember, juga telah menuntut kompensasi atas gaji yang menurun terkait pelarangan terbang 737 MAX. Namun, mereka belum mengajukan tuntutan hukum.
SWAPA, yang mewakili sekitar 10.000 pilot Southwest, mengatakan pihaknya menyampaikan tuntutan hukum itu di Pengadilan Distrik Dallas County, Texas, Amerika Serikat.
Sumber: Reuters.
Baca juga: Boeing pangkas produksi bulanan pesawat 737 setelah kecelakaan mematikan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019