Palang merah Indonesia (PMI) bersama Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengggelar kegiatan workshop Safer Access Farmework (SAF) atau kerangka kerja yang lebih aman untuk para relawan yang bekerja di lapangan saat di masa damai atau nonkonflik.
"SAF sangat penting dipelajari dan diterapkan saat masa damai dan seharusnya menjadi kemampuan dasar bagi setiap relawan dalam melakukan tugasnya, agar nanti terbiasa menerapkan kerangka kerja yang lebih aman saat diterjunkan di masa bencana atau konflik," kata Sekretaris Jendral PMI Pusat Ritola Tasmaya, Selasa.
Baca juga: PMI kerahkan puluhan personel dan ambulans di lokasi unjuk rasa di DKI Jakarta
Baca juga: PMI meluncurkan donasi digital kemanusiaan dengan QRIS
Menurutnya, dengan pengetahuan dan penerapan kerangka kerja yang lebih aman dengan baik oleh relawan, maka otomatis akan meningkatkan standar pelayanan, sehingga PMI dapat terus dipercaya sebagai organisasi kemanusiaan yang membantu masyarakat.
Seperti sebelum relawan bertugas membantu masyarakat dalam kondisi konflik maupun bencana, harus terlebih dahulu bisa melindungi dirinya dari hal-hal yang tidak diharapkan.
Sementara, Wakil Kepala Delegasi Regional ICRC di Indonesia dan Timor Leste Dany Merhy menambahkan kerangka kerja yang lebih aman ini merupakan prosedur pelayanan yang harus dilakukan oleh relawan palang merah dan bulan sabit merah di masing-masing negara baik dalam situasi damai maupun konflik.
"Kerangka kerja yang lebih aman merupakan seperangkat prosedur yang telah disusun ICRC bersama dengan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) untuk melindungi relawan ketika bekerja di wilayah konflik atau bencana," tambahnya.
Baca juga: PMI NTB distribusikan ribuan solar lamp untuk masyarakat rentan
Selain PMI, workshop kali ini juga mengundang palang merah dan bulan sabit merah se-Asia Pasifik di antaranya adalah Palang Merah Timor Leste (CVTL), Srilanka Red Cross (SRC), Nepal Red Cross, Cambodia Red Cross untuk saling bertukar pikiran dan saling belajar dari negara lain tentang penerapan kerangka kerja yang aman ketika bertugas di lapangan.
Perwakilan SRC Manoj Prasanna mengatakan bahwa workshop kali ini sangat bermanfaat untuk mempelajari lebih dalam tentang prosedur keamanan yang harus dilakukan relawan dan juga staf palang merah sebelum mereka memberikan bantuan kepada masyarakat.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami, karena berkaitan dengan prosedur keselamatan bagi staf dan juga relawan kami sebelum mereka memberikan pelayanan kepada masyarakat, agar keamanan mereka terjamin dan tentunya kami akan terus mendampingi para staf dan juga relawan untuk menerapkan prosedur keamanan sebelum bertugas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"SAF sangat penting dipelajari dan diterapkan saat masa damai dan seharusnya menjadi kemampuan dasar bagi setiap relawan dalam melakukan tugasnya, agar nanti terbiasa menerapkan kerangka kerja yang lebih aman saat diterjunkan di masa bencana atau konflik," kata Sekretaris Jendral PMI Pusat Ritola Tasmaya, Selasa.
Baca juga: PMI kerahkan puluhan personel dan ambulans di lokasi unjuk rasa di DKI Jakarta
Baca juga: PMI meluncurkan donasi digital kemanusiaan dengan QRIS
Menurutnya, dengan pengetahuan dan penerapan kerangka kerja yang lebih aman dengan baik oleh relawan, maka otomatis akan meningkatkan standar pelayanan, sehingga PMI dapat terus dipercaya sebagai organisasi kemanusiaan yang membantu masyarakat.
Seperti sebelum relawan bertugas membantu masyarakat dalam kondisi konflik maupun bencana, harus terlebih dahulu bisa melindungi dirinya dari hal-hal yang tidak diharapkan.
Sementara, Wakil Kepala Delegasi Regional ICRC di Indonesia dan Timor Leste Dany Merhy menambahkan kerangka kerja yang lebih aman ini merupakan prosedur pelayanan yang harus dilakukan oleh relawan palang merah dan bulan sabit merah di masing-masing negara baik dalam situasi damai maupun konflik.
"Kerangka kerja yang lebih aman merupakan seperangkat prosedur yang telah disusun ICRC bersama dengan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) untuk melindungi relawan ketika bekerja di wilayah konflik atau bencana," tambahnya.
Baca juga: PMI NTB distribusikan ribuan solar lamp untuk masyarakat rentan
Selain PMI, workshop kali ini juga mengundang palang merah dan bulan sabit merah se-Asia Pasifik di antaranya adalah Palang Merah Timor Leste (CVTL), Srilanka Red Cross (SRC), Nepal Red Cross, Cambodia Red Cross untuk saling bertukar pikiran dan saling belajar dari negara lain tentang penerapan kerangka kerja yang aman ketika bertugas di lapangan.
Perwakilan SRC Manoj Prasanna mengatakan bahwa workshop kali ini sangat bermanfaat untuk mempelajari lebih dalam tentang prosedur keamanan yang harus dilakukan relawan dan juga staf palang merah sebelum mereka memberikan bantuan kepada masyarakat.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami, karena berkaitan dengan prosedur keselamatan bagi staf dan juga relawan kami sebelum mereka memberikan pelayanan kepada masyarakat, agar keamanan mereka terjamin dan tentunya kami akan terus mendampingi para staf dan juga relawan untuk menerapkan prosedur keamanan sebelum bertugas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019