Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus maksimalkan pelayanan kesehatan dengan membangun pelayanan kesehatan terintegrasi dengan program Saung Ambu.

Program yang diinisiasi Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika ini sengaja menyasar dulu wilayah yang jauh dari wilayah perkotaan, terutama memaksimalkan fasilitas pelayanan kesehatan.

Menurut Anne, dirinya ingin lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berada di daerah, salah satunya daerah Ciririp dan Parungbanteng Kecamatan Sukasari.

Baca juga: Video mesum oknum guru honorer telah mencoreng dunia pendidikan
Baca juga: Penataan sarana olahraga, Pemkab Purwakarta siapkan Rp10 miliar

Alasannya karena kedua akses dan fasilitas yang ada di daerah itu belum menunjang, sehingga perlu dibangun pelayanan kesehatan yang terintegrasi.

"Kenapa Desa Parung Banteng dan Desa Ciririp,  karena jarak kedua desa terlalu jauh dari pusat kesehatan dasar Puskesmas, kemudian ditambah, di sini tidak ada angkutan umum,  akhirnya masyarakat disana kesulitan. Kemudian kita mendekatkan fasilitas ini dengan pemukiman," kata Anne.

Apalagi di Saung Ambu, bukan hanya melayani pemeriksaan kesehatan, tetapi masyarakat diberikan pengetahuan tentang pola hidup yang sehat. Meskipun jauh dari wilayah perkotaan fasilitas serta pola hidup sehat bisa menyasar wilayah Pedesaan, khususnya masyarakat Parung Banteng dan Ciririp melalui Saung Ambu.

"Yang di alami warga di sini, masih berkisaran oleh pola makan, ada anak-anak yang menderita diare, batuk, pilek, panas, bahkan orang tuanya ada yang hipertensi," jelasnya.
 
Warga sedang mendapat pelayanan kesehatan melalui program Saung Ambu Pemkab Purwakarta, Jawa Barat.

Selain itu, Anne pun menyasar masyarakat yang belum memiliki jamban, dalam saung ambu juga masyarakat diberikan pemahaman terkait lingkungan rumah yang sehat, pola makan sehat hingga 10 pola hidup sehat pun menjadi salah satu sasarannya.

Baca juga: Pemkab Purwakarta akan gelar sholat istisqa serentak
Baca juga: Jalan Sudirman Purwakarta jadi kawasan tertib lalu lintas

Karena menurutnya keberadaan Saung Ambu bukan hanya berbicara soal tindakan, melayani atau memeriksa kesehatan masyarakat yang datang ke Saung Ambu. Tetapi Saung Ambu harus jadi pusat kehidupan masyarakat dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

"Keberhasilannya ada Saung Ambu itu bukan  masyarakat yang datang, tetapi bagaimana caranya agar saung ambu itu memberikan dampak pada pengurangan masyarakat yang sakit. Saung Ambu itu bukan hanya tindakan tetapi juga pencegahan yang harus dilakukan, mulai dari edukasi," katanya.

Untuk pembangunan Saung Ambu, khususnya di daerah Ciririp dan Parungbanteng sebesar Rp350 juta, itupun belum ideal, untuk idealnya Anne mengatakan diperlukan anggaran sebesar Rp500 juta per unit.

Didalam fasilitas Saung Ambu, selain dokter jaga, juga pelayanan kesehatan lainnya seperti tempat tidur pemeriksaan, obat-obatan hingga fasilitas penunjang layanan kesehatan lainnya.

Saung Ambu sendiri difasilitasi oleh dokter jaga 24 jam, selain itu dokter tersebut dikontrak khusus dengan honor yang berbeda dari dokter biasa.

Sementara itu, rasa bahagia terpancar dari masyarakat Ciririp dan Parungbanteng, di antaranya Nenah (41), warga Ciririp ini menyambut baik keberadaan Saung Ambu. Apalagi kondisi wilayahnya yang masih terbatas akses untuk menuju pelayanan kesehatan terdekat.

"Bagi kami ini sebuah kebahagian, karena kami tidak harus jauh lagi untuk berobat dan saya harap keberadaan saung ambu bisa meringankan kesehatan masyarakat," katanya. (Adv).

Pewarta: Oleh: Diskominfo Purwakarta

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019