Dokter spesialis anak Tubagus Rahmat Sentika meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran rabies melalui gigitan anjing saat terjadi kabut asap akibat karhutla (kebakaran hutan dan lahan).

"Saat kabut asap perlu diwaspadai penyebaran rabies melalui gigitan anjing. Banyak kebun sawit yang dijaga anjing dan saat kabut asap, kepanasan mungkin hingga masuk ke kampung-kampung dan menggigit warga," ujar dia di Jakarta, Selasa.

Rahmat menambahkan hal itu pernah dialaminya, saat terlibat di dalam penanganan kebakaran lahan sawit di Bengkulu, Jambi, hingga Riau. Masyarakat yang berada di sekitar perkebunan perlu mewaspadai gigitan anjing.

"Jadi tolong diperhatikan selain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), yang perlu diwaspadai adalah rabies terutama yang berada tak jauh dari perkebunan sawit. Di Pekanbaru, Kampar, Pelalawan banyak perkebunan sawit," kata dia.

Baca juga: KLHK beri sanksi kepada siapa pun yang bersalah pada Karhutla

Oleh karena itu, Rahmat meminta masyarakat untuk mewaspadai gigitan anjing karena dikhawatirkan meningkat menjadi rabies.

Ia menyebut pada 2015 kasus gigitan anjing mencapai 800 kasus.

"Hati-hati yang rabies. Dinas Kesehatan setempat mohon diperhatikan untuk menyiapkan serum antirabies," ujar dia.

Baca juga: Kabut asap kebakaran hutan di Pontianak makin pekat

Serum antirabies harganya cukup mahal dan waktu keduluwarsanya pendek. Biasanya hanya ada 10 hingga 20 serum antirabies. Dinas Kesehatan kabupaten/kota perlu mempersiapkan serum itu karena biasanya kasus rabies meningkat saat kabut asap karhutla.

Bahkan, katanya, kasus rabies juga pernah terjadi di Kalimantan Tengah.

Baca juga: Asap karhurla mulai mengganggu kesehatan warga Pekanbaru

Saat itu, Rahmat menjadi Ketua Komite Nasional Penanggulangan Zoonosis (Komzon), dan meminta bantuan polisi untuk melakukan operasi pengendalian rabies.

"Untuk itu, harus diwaspadai karena ada ratusan hektare lahan yang terbakar," kata dia.

Pewarta: Indriani

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019