Bogor (Antaranews Bogor) - Puluhan santri Pondok Pesantren Al Fatah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyelenggarakan "Haul" ke-492 Prabu Siliwangi atau Raja Pajajaran yang bertahta di Tatar Sunda tahun 1482-1521, kata Ketua Yayasan At-Tawassuth, Ahmad Fahir.

Dalam penjelasan di Bogor, Selasa, ia menambahkan peringatan di Ponpes yang berada di Kecamatan Ciomas itu dimaksudkan sebagai bentuk doa bagi Prabu Siliwangi, yang dalam sejarah tercatat sebagai raja terbesar dan termasyhur di "Tatar Sunda".

"Peringatan `Haul` ke-492 Prabu Siliwangi, yang telah diselenggarakan pada Jumat (27/12) malam itu merupakan yang pertama kali diselenggarakan," katanya.

Peringatan "Haul" Prabu Siliwangi bertajuk "Haul ka-492 Eyang Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja)" dengan mengangkat tema "Napak Tilas Karuhun: Nyaluyukeun Agema sarta Budaya Dina Kahirupan Balarea Tatar Sunda" (Napak Tilas Leluhur: Menyelaraskan Agama dan Budaya dalam Kehidupan Masyarakat Tatar Sunda".

Peringatan "Haul" yang diikuti 50 orang santri dari sejumlah pesantren yang berada di Ciomas itu diisi dengan membaca tahlil, dzikir, dan "tawassulan", yang ditujukan kepada para "syaikh" atau ulama-ulama besar masa silam yang berjasa dalam mengislamkan "Tatar Sunda".

Terutama, kata dia, dinasti Prabu Siliwangi yang memegang peran penting dalam sejarah Islamisasi Pasundan.

Dalam sejarah Islamisasi "Tatar Sunda", menurut Ahmad Fahir, salah satu pendiri Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Institut Pertanian Bogor (KMNU-IPB), selalu menyinggung peran tiga putra-putri Prabu Siliwangi dari isteri Nyi Mas Subang Larang, yaitu Pangeran Cakra Buana, Nyi Mas Lara Santang, dan Kian Santang (Sunan Rohmat Suci, Godog, Garut).

Cakra Buana merupakan aktor utama berdirinya Kesultanan Cirebon.

Sedangkan Lara Santang tak lain sebagai ibu kandung Sunan Gunung Djati --salah satu "Wali Songo" (Wali Sembilan)--yang melahirkan ulama-ulama besar di Jawa Barat.

Adapun tokoh Kian Santang hingga kini sangat melegenda dalam hati masyarakat Jawa Barat, sebagai ulama dan "anak raja" yang lebih memilih hidup menyatu dengan masyarakat demi melakukan tugas "dakwah Islamiyyah".

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al Fatah, KH Saeful Milah Hasbi mengatakan, pihaknya bersyukur dapat menggelar "Haul" Prabu Siliwangi.

Pihaknya berencana memperingati "Haul" tersebut setiap tahun.

"Pesantren Al Fatah dan Yayasan At-Tawassuth akan selalu aktif dalam melenggarakan `haul`, terutama haul para `karuhun` Sunda dan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU)," kata Saeful Millah Hasbi.

Pewarta: Oleh Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013