Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sepanjang Agustus 2019 puluhan rumah rusak akibat bencana alam baik gempa bumi, longsor dan lain-lain.
"Ada 68 rumah yang rusak dengan rincian, 34 rumah rusak berat, 24 rusak sedang dan sembilan rusak ringan," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Selasa.
Baca juga: Ada 85 rumah rusak akibat bencana selama 2019
Puluhan rumah yang rusak tersebut mayoritas disebabkan akibat bencana gempa bumi yang puncaknya saat terjadi gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) yang berpusat di Kabupaten Sumur, Provinsi Banten.
Adapun jumlah kejadian bencana untuk kebakaran sebanyak 19 kasus, longsor enam kasus, gempa bumi dan kekeringan masing-masing 22 kasus serta enam kasus bencana lain-lain.
Baca juga: Kabupaten Sukabumi dilanda 68 kali bencana sepanjang April
Menurutnya, akibat bencana tersebut sebanyak 50 kepala keluarga (KK) atau 147 jiwa terdampak sementara 28 KK atau 89 jiwa mengungsi. Meskipun angka kasus bencana pada Agustus cukup tinggi tetapi tidak ada korban jiwa.
Walaupun ada dua warga yang meninggal dunia saat gempa lalu, namun bukan disebabkan secara langsung akibat bencana tersebut. Keduanya meninggal karena terkejut dan ada riwayat sakit jantung.
"Untuk kasus kejadian bencana dalam beberapa bulan terakhir ini didominasi kebakaran dan kekeringan yang dikarenakan musim kemarau yang cukup panjang atau sejak akhir Februari," tambahnya.
Baca juga: Ratusan warga Sukabumi mengungsi akibat bencana
Daeng mengatakan antisipasi terjadi bencana susulan pihaknya sudah mengerahkan relawan dan petugas BPBD di setiap kecamatan untuk meminimalisasi dampak jika bencana menerjang. Selain itu, warga pun diimbau proaktif melaporkan kejadian bencana sekecil apapun yang terjadi di daerahnya masing-masing.
"Bantuan darurat untuk korban bencana sudah kami serahkan kepada warga yang menjadi korban khususnya yang rumahnya rusak," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Ada 68 rumah yang rusak dengan rincian, 34 rumah rusak berat, 24 rusak sedang dan sembilan rusak ringan," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Selasa.
Baca juga: Ada 85 rumah rusak akibat bencana selama 2019
Puluhan rumah yang rusak tersebut mayoritas disebabkan akibat bencana gempa bumi yang puncaknya saat terjadi gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) yang berpusat di Kabupaten Sumur, Provinsi Banten.
Adapun jumlah kejadian bencana untuk kebakaran sebanyak 19 kasus, longsor enam kasus, gempa bumi dan kekeringan masing-masing 22 kasus serta enam kasus bencana lain-lain.
Baca juga: Kabupaten Sukabumi dilanda 68 kali bencana sepanjang April
Menurutnya, akibat bencana tersebut sebanyak 50 kepala keluarga (KK) atau 147 jiwa terdampak sementara 28 KK atau 89 jiwa mengungsi. Meskipun angka kasus bencana pada Agustus cukup tinggi tetapi tidak ada korban jiwa.
Walaupun ada dua warga yang meninggal dunia saat gempa lalu, namun bukan disebabkan secara langsung akibat bencana tersebut. Keduanya meninggal karena terkejut dan ada riwayat sakit jantung.
"Untuk kasus kejadian bencana dalam beberapa bulan terakhir ini didominasi kebakaran dan kekeringan yang dikarenakan musim kemarau yang cukup panjang atau sejak akhir Februari," tambahnya.
Baca juga: Ratusan warga Sukabumi mengungsi akibat bencana
Daeng mengatakan antisipasi terjadi bencana susulan pihaknya sudah mengerahkan relawan dan petugas BPBD di setiap kecamatan untuk meminimalisasi dampak jika bencana menerjang. Selain itu, warga pun diimbau proaktif melaporkan kejadian bencana sekecil apapun yang terjadi di daerahnya masing-masing.
"Bantuan darurat untuk korban bencana sudah kami serahkan kepada warga yang menjadi korban khususnya yang rumahnya rusak," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019