Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat masih berupaya mencari solusi dalam menangani permasalahan sampah agar memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Salah satu cara ialah menjadikan sampah sebagai pembangkit tenaga listrik," kata Wakil Wali Kota Bekasi, di Bekasi, Senin.
Tri mengaku pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang belum efektif padahal pihaknya sudah menjalankan sejumlah program.

Baca juga: Volume sampah Kota Bekasi meningkat usai Lebaran

"Pengelolaan sampah di Bantargebang belum kita lakukan tetapi seperti Bank Sampah di setiap RW dan Sedekah Sampah sudah berjalan," ungkapnya.

Sebagai langkah lebih lanjut pihaknya tengah mempelajari pengelolaan sampah menjadi pembangkit tenaga listrik yang rencananya akan digulirkan pada tahun 2020 mendatang.

"Kita akan rapat tentang pembangkit listrik tenaga sampah, mudah-mudahan ada prospek lebih baik lagi dan segera dapat direalisasikan tahun depan," katanya.

Baca juga: TPST Bantargebang sisakan penampungan 10 juta ton

Tri mengatakan di negara-negara maju seperti Denmark, Swiss, Amerika, dan Prancis mereka sudah mampu memaksimalkan proses pengolahan sampah.

Di sana mereka tidak hanya mengatasi bau busuk saja tetapi sudah mengubah sampah-sampah ini menjadi energi listrik. Khusus di Denmark 54 persen sampah telah berhasil diubah menjadi energi listrik.

"Di beberapa negara maju sudah memanfaatkan teknologi untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik. Potensi ini tentu sangat bagus bagi Kota Bekasi, kita berupaya ini terwujud tahun 2020," kata Tri.

Saat ini Pemerintah Kota Bekasi sedang menjajaki kerja sama dengan PT NWA untuk mengelola sampah menjadi listrik.(KR-PRA).

Baca juga: Sampah di kota besar hasilkan listrik 2.000 MW

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019