Ikatan Pemuda Santri Banjarbaru, atau IPSB prihatin atas beredarnya foto Wali Kota dan Wakil Wali Kota bersama para waria di acara resmi Pemkot. IPSB juga mempertanyakan model acara silaturahmi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru yang baru saja dilaksanakan pada Senin (12/8) lalu.

Rahmat Riza, Ketua IPSB mengaku heran dan tidak habis pikir apa maksudnya Pemkot Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan membuat acara silaturahmi dan Halal Bihalal yang mengundang waria atau kelompok transgender di kantor milik pemerintah kota Banjarbaru dalam rangka  Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah dan sekaligus menyambut hari Kemerdekaan RI yang ke 74.

Rahmat Riza menyoroti bentuk acara serta undangannya yang tidak mencerminkan kebiasaan dan kondisi masyarakat Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang mayoritas muslim dan dikenal sangat religius.

Riza mempertanyakan kepantasan dan relevansi mengundang para waria yang diundang bukan saja berjoged bersama dengan para petugas kebersihan, tetapi juga berfoto bersama dengan sangat mesra dengan wali Kota dan wakil wali Kota Banjarbaru beserta jajaran pimpinan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru.

Riza meminta di hari yang suci seperti pada hari raya Iedul Adha seharusnya wali Kota dan wakil wali Kota Banjarbaru memberikan contoh dan teladan yang baik kepada warga Banjarbaru dan membuat acara-acara yang mengedepankan kepedulian kepada rakyat atau pegawai dinas kebersihan yang masih banyak yang miskin di kota Banjarbaru daripada membuat acara dangdutan yang tidak jelas maksud dan tujuannya.

“Akan lebih baik misalnya Pak Nadjmi Adhani dan Pak Jaya (wali Kota dan wawali Banjarbaru) membuat acara yang bermanfaat untuk warga masyarakat di sini ketimbang membuat acara hura-hura yang tidak jelas apalagi mengundang para waria yang merupakan bagian kelompok LGBT….“itu isyu sensitif di sini”…," kata Rahmat Riza.

Lanjutnya, peristiwa foto bersama dan joged para waria di acara Halal Bihalal itu apakah telah mencerminkan bahwa wali Kota bersama jajarannya akan memberikan tempat pada kelompok waria dan LGBT di tengah masyarakat yang menganggap hal itu bertentangan dengan syariat?. Wali Kota akan menanggung konsekuensinya kepada masyarakat, karena dapat dipastikan masyarakat menolak berkembangnya LGBT di Banjarbaru.

Wali Kota harus peduli terhadap aspirasi masyarakat di bawah dan bersedia serta berlapang dada menerima kritik dari masyarakat. Karena secara umum masyarakat Banjarbaru adalah masyarakat religius dan kuat keislamannya. (RLs).
 

Pewarta: Oleh: Tim IPSB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019