Tanah Kabupaten Bekasi menjadi saksi bisu sejumlah pertumbuhan dan perkembangan peradaban. Tanah yang dulunya hanya dipenuhi ilalang dan rumput kini berubah menjadi kota industri terpadat. Keasrian rumputnya pun tidak lagi dikuasai perorangan melainkan sebagian sudah dimiliki para investor.

Bagaimana tidak, di tanah seluas 1.225 kilometer persegi itu sekarang sudah berdiri ribuan perusahaan dari sejumlah kawasan industri besar seperti Ejip, Hyundai, Jababeka, GIIC, Kitic, MM2100, Lippo, Delta Mas, Marunda Center, dan Bekasi Fajar. Dari merekalah Kabupaten Bekasi mampu menyumbang 34,46 persen total investasi nasional serta berkontribusi lebih dari 22 persen volume ekspor nasional.

Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bekasi pada tahun 2018 lalu diketahui total investor yang mendaftar melalui Online Single Submission (OSS) mencapai 2100 investor atau yang tertinggi di Infonesia. Mereka memilih Cikarang karena memiliki kawasan industri terbesar se Asia Tengara.

Tak salah kalau saat ini sudah ada 40 negara yang berinvestasi di wilayah bersuhu 32 derajat celcius dengan dominasi investor dari negara Jepang, Korea, Tiongkok, serta Taiwan. Bahkan pada akhir 2017 lalu nilai investasi yang berhasil ditoreh mencapai Rp52.842 triliun. Dari investasi sebesar itu terinci dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp26,443 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp26,400 triliun.

Sungguh pertumbuhan yang luar biasa bila dibanding 69 tahun lalu. Bekasi hanya dikenal sebagai daerah dengan empat kewedanan. Daerah yang dikenal sebagai tempat berkumpul para pejuang santri.seperti KH Noer Ali, Namin, Soepardi, Aminudin, dan Marzuki Urmaini. Dan daerah yang baru dikenal sebagai Kabupaten Bekasi pada 15 Agustus 1950.

Kini Kabupaten Bekasi sudah memiliki pendapatan belanja Rp5,8 triliun pada tahun 2019. Dana itu diperuntukan bagi pembangunan di 23 kecamatan. Sayangnya, dampak pesatnya pertumbuhan industri itu membuat warga banyak berharap bisa mendapat pekerjaan. Apalagi, upah yang dibayarkan oleh setiap perusahaan cukup besar ketimbang daerah lain di Jawa Barat. Kabupaten Bekasi adalah daerah ketiga terbesar dalam pemberian upah pekerja setelah Karawang dan Kota Bekasi yakni Rp4,1 juta.

Badan Pusat Statistik setempat menyebut jumlah pengangguran di Kabupaten Bekasi di Maret 2019 sudah mencapai 172.412 orang dari jumlah penduduk 2,8 juta jiwa. Mereka yang dihitung sebagai pengangguran merupakan warga dalam kategori angkatan kerja. Beberapa indikatornya antara lain berumur 15 tahun ke atas, bukan pelajar dan bukan pengurus rumah tangga.

Ditinjau dari tingkat pendidikan, mayoritas pengangguran merupakan tamatan sekolah menengah atas yang berjumlah 104.268 orang. Kemudian tamatan sekolah menengah pertama berjumlah 32.412 orang dan tamatan sekolah dasar sebanyak 22.535 orang. Sedangkan tamatan perguruan tinggi (mulai dari diploma I) berjumlah 7.411 orang. Sisanya, 5.786 orang tidak diketahui indikatornya.

Atas laporan itu, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja sudah meminta ke seluruh perusahaan industri untuk bersama-sama mensejahterakan warga di sekitar perusahaan. Alhasil di bulan Juni 2019 kemarin, disepakati akan dibuka lowongan pekerjaan sebanyak 1.237 lowongan. Tentu bukan perkara mudah bagi kepala daerah yang baru menjabat beberapa bulan itu untuk mengentaskan pengangguran.

Di hari jadi pada 15 Agustus 2019, tanah Kabupaten Bekasi diharapkan asri dan hijau untuk semua elemen termasuk lapisan masyarakat. Setidaknya angka pengangguran bisa segera diminimalisir. Juga memberi kenyamanan bagi pelaku industri yang berinvestasi di tanah Cikarang. 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019