Kepolisian masih menjaga ketat setiap jalan menuju Register 45 Mesuji, Lampung, pasca terjadinya bentrokan antarkelompok warga sehari sebelumnya.
"Sampai saat ini setiap pintu masuk dijaga kepolisian dan TNI," kata Kapolres Mesuji Lampung AKBP Edi Purnoko kepada ANTARA, Kamis.
Edi melanjutkan kondisi saat ini sudah kondusif. Namun Kepolisian bersama TNI tetap menjaga lokasi guna mengantisipasi bentrok susulan antara kelompok Mekar Jaya Abadi dan Pematang Panggang.
"Mudah-mudahan tidak ada bentrok susulan. Kami bersiaga menjaga setiap pintu masuk menuju kawasan register," kata dia.
Dia menambahkan, Kapolda Lampung bersama jajaran telah mendatangi lokasi bentrok untuk memastikan secara langsung dan mendinginkan suasana.
Kapolda didampingi jajaran lainnya tiba di lokasi pada Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIB.
"Pagi ini Danrem 043/Gatam ke lokasi bentrok. Nanti kita infokan selanjutnya," kata dia lagi.
Penyebab bentrok kelompok Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM dan kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya tersebut dilatarbelakangi pembajakan lahan di area seluas setengah hektare.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIB di Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM.
Sekitar pukul 11.00 WIB saat itu datang alat berat bajak milik kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya dan kemudian melakukan pembajakan di lokasi KHP Register 45 Mekar Jaya Abadi.
Pembajakan tersebut dilakukan di area tanah seluas setengah hektare milik salah satu warga bernama Yusuf (41) yang merupakan kelompok dari Mekar Jaya Abadi.
Kegiatan pembajakan tersebut kemudian diketahui oleh salah satu warga dari kelompok Mekar Jaya Abadi. Mengetahui itu, kemudian warga tersebut memukul kentongan dan mengamankan warga yang sedang membajak tersebut.
Warga yang mengamankan orang yang membajak lahan itu, kemudian menanyakan perihal atas perintah siapa untuk melakukan pembajakan tersebut. Namun tidak lama, operator bajak itu disuruh pulang, kemudian kembali membawa rekannya dan langsung menyerang kelompok Mekar Jaya.
Sejauh ini empat orang korban tewas dan tujuh orang menderita luka-luka.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Sampai saat ini setiap pintu masuk dijaga kepolisian dan TNI," kata Kapolres Mesuji Lampung AKBP Edi Purnoko kepada ANTARA, Kamis.
Edi melanjutkan kondisi saat ini sudah kondusif. Namun Kepolisian bersama TNI tetap menjaga lokasi guna mengantisipasi bentrok susulan antara kelompok Mekar Jaya Abadi dan Pematang Panggang.
"Mudah-mudahan tidak ada bentrok susulan. Kami bersiaga menjaga setiap pintu masuk menuju kawasan register," kata dia.
Dia menambahkan, Kapolda Lampung bersama jajaran telah mendatangi lokasi bentrok untuk memastikan secara langsung dan mendinginkan suasana.
Kapolda didampingi jajaran lainnya tiba di lokasi pada Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIB.
"Pagi ini Danrem 043/Gatam ke lokasi bentrok. Nanti kita infokan selanjutnya," kata dia lagi.
Penyebab bentrok kelompok Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM dan kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya tersebut dilatarbelakangi pembajakan lahan di area seluas setengah hektare.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIB di Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM.
Sekitar pukul 11.00 WIB saat itu datang alat berat bajak milik kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya dan kemudian melakukan pembajakan di lokasi KHP Register 45 Mekar Jaya Abadi.
Pembajakan tersebut dilakukan di area tanah seluas setengah hektare milik salah satu warga bernama Yusuf (41) yang merupakan kelompok dari Mekar Jaya Abadi.
Kegiatan pembajakan tersebut kemudian diketahui oleh salah satu warga dari kelompok Mekar Jaya Abadi. Mengetahui itu, kemudian warga tersebut memukul kentongan dan mengamankan warga yang sedang membajak tersebut.
Warga yang mengamankan orang yang membajak lahan itu, kemudian menanyakan perihal atas perintah siapa untuk melakukan pembajakan tersebut. Namun tidak lama, operator bajak itu disuruh pulang, kemudian kembali membawa rekannya dan langsung menyerang kelompok Mekar Jaya.
Sejauh ini empat orang korban tewas dan tujuh orang menderita luka-luka.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019