PT Pupuk Kujang mengembangkan usaha dan bisnisnya dengan membangun pabrik CO2 cair di kawasan pabrik PT Pupuk Kujang Cikampek, Jawa Barat.
"Pembangunannya baru dimulai. Ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada awal tahun 2020," kata Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Kujang Hanggara Patriatna, disela Pengecoran Perdana Pembangunan Pabrik CO2 Cair, di Cikampek, Rabu.
Pupuk Kujang yang merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) ini menggandeng PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor utama dalam pembangunan pabrik itu.
Selain kontraktor utama itu, ada juga beberapa subkontraktor lainnya yang dilibatkan dalam pembangunan pabrik tersebut.
Hanggara mengatakan, pembangunan pabrik CO2 cair itu ditargetkan rampung dan mulai beroperasi di awal tahun 2020.
"Target ini lebih cepat, karena biasanya pembangunan pabrik butuh waktu dua tahun. Tapi kami upayakan pada awal 2020 pabrik ini sudah bisa beroperasi secara optimal," kata dia.
Menurut dia, di antara tujuan pembangunan pabrik CO2 cair ialah untuk manfaatkan gas ekses CO2 dari proses produksi pabrik Kujang 1A dan 1B menjadi produk CO2 cair yang berguna bagi segala industri.
Arifianto, General Manager Produksi Pupuk Kujang sekaligus sebagai Projects Manager mengatakan, pabrik baru yang akan dibangun ini memiliki kapasitas produksi sekitar 50.000 MTPY (metrik ton per tahun) produk CO2 cair dengan kemurnian 99,99 persen.
Teknologi yang digunakan adalah milik Union Engineering dengan investasi pembangunan pabrik sekitar Rp106 miliar.
Ia mengatakan, saat ini kebutuhan CO2 murni di Indonesia mencapai 250 ton per hari. Tapi C02 murni yang dihasilkan itu masih menggunakan bahan baku dari minyak bumi. Sehingga harga jual CO2 murni mahal.
"Berbeda dengan CO2 murni yang dihasilkan PT Pupuk Kujang. Selain, bahan baku diambil dari limbah gas ekses CO2 pabrik Kujang 1A dan 1B, tentu ini akan menekan harga bahan baku," kata Arifianto.
Sementara itu, meski baru dibangun, hasil produksi pabrik CO2 murni dari PT Pupuk Kujang sudah ada yang akan membeli. Di antaranya PT Aneka Gas dan PT Purna Buana Yudha, dengan masing-masing kapasitas sebesar 20.000 MTPY, dan sisanya akan dijual oleh bagian pemasaran PT Pupuk Kujang.
Sementara itu, dimulainya pembangunan pabrik CO2 Cair Pupuk Kujang itu ditandai dengan pengecoran perdana oleh Direktur Teknik dan Pengembangan Pupuk Kujang Hanggara Patriatna yang disaksikan oleh Jajaran Direksi dan Jajaran Komisaris Pupuk Kujang di area proyek pabrik CO2. (KR-MAK)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Pembangunannya baru dimulai. Ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada awal tahun 2020," kata Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Kujang Hanggara Patriatna, disela Pengecoran Perdana Pembangunan Pabrik CO2 Cair, di Cikampek, Rabu.
Pupuk Kujang yang merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) ini menggandeng PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor utama dalam pembangunan pabrik itu.
Selain kontraktor utama itu, ada juga beberapa subkontraktor lainnya yang dilibatkan dalam pembangunan pabrik tersebut.
Hanggara mengatakan, pembangunan pabrik CO2 cair itu ditargetkan rampung dan mulai beroperasi di awal tahun 2020.
"Target ini lebih cepat, karena biasanya pembangunan pabrik butuh waktu dua tahun. Tapi kami upayakan pada awal 2020 pabrik ini sudah bisa beroperasi secara optimal," kata dia.
Menurut dia, di antara tujuan pembangunan pabrik CO2 cair ialah untuk manfaatkan gas ekses CO2 dari proses produksi pabrik Kujang 1A dan 1B menjadi produk CO2 cair yang berguna bagi segala industri.
Arifianto, General Manager Produksi Pupuk Kujang sekaligus sebagai Projects Manager mengatakan, pabrik baru yang akan dibangun ini memiliki kapasitas produksi sekitar 50.000 MTPY (metrik ton per tahun) produk CO2 cair dengan kemurnian 99,99 persen.
Teknologi yang digunakan adalah milik Union Engineering dengan investasi pembangunan pabrik sekitar Rp106 miliar.
Ia mengatakan, saat ini kebutuhan CO2 murni di Indonesia mencapai 250 ton per hari. Tapi C02 murni yang dihasilkan itu masih menggunakan bahan baku dari minyak bumi. Sehingga harga jual CO2 murni mahal.
"Berbeda dengan CO2 murni yang dihasilkan PT Pupuk Kujang. Selain, bahan baku diambil dari limbah gas ekses CO2 pabrik Kujang 1A dan 1B, tentu ini akan menekan harga bahan baku," kata Arifianto.
Sementara itu, meski baru dibangun, hasil produksi pabrik CO2 murni dari PT Pupuk Kujang sudah ada yang akan membeli. Di antaranya PT Aneka Gas dan PT Purna Buana Yudha, dengan masing-masing kapasitas sebesar 20.000 MTPY, dan sisanya akan dijual oleh bagian pemasaran PT Pupuk Kujang.
Sementara itu, dimulainya pembangunan pabrik CO2 Cair Pupuk Kujang itu ditandai dengan pengecoran perdana oleh Direktur Teknik dan Pengembangan Pupuk Kujang Hanggara Patriatna yang disaksikan oleh Jajaran Direksi dan Jajaran Komisaris Pupuk Kujang di area proyek pabrik CO2. (KR-MAK)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019