Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan akan memberikan dua solusi untuk meningkatkan harga jual tandan buah segar kelapa sawit milik masyarakat petani di daerah ini.

“Harga sawit itu nasional, semua menjadi masalah, sekarang jadi penurunan luar biasa. Kita kasih solusi atas nama Bengkulu,” kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Mukomuko, Kamis.

Ia mengatakan hal itu saat jumpa pers dalam rangka kegiatan Pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XVI 2019 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-47 yang dipusatkan di Desa Rami Mulya, Kabupaten Mukomuko.

Pencanangan BBGRM ke-XVI dan HKG PKK ke-47 yang dipusatkan di Desa Rami Mulya, Kecaatan Air Rami dihadiri oleh Bupati Mukomuko Choirul Huda, Wakil Bupati Haidir, perwakilan bupati dan walikota dari sembilan kabupaten/kota di provinsi setempat.

Kemudian dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa, camat dan pengurus badan usaha milikdesa di 10 kabupaten/kota.

“Gubernur punya kebijakan dua, yang pertama kita tahun 2021 target saya semua ekspor CPO di daerah ini melalui pelabuhan Pulau Baai, selama ini ekspor CPO dari daerah ini melalui Belawan dan Teluk Bayur, ini yang membuat CPO kita rendah dibadingkan daerah lain yang berimbas kepada harga TBS,” ujarnya.

Maka tahun sebelumnya pemerintah provinsi setempat telah meningkatkan meningkatkan kapasitas pelabuhan daerah ini. Terminal cair di Pulau Baai dengan kapasitas 5 juta ton per tahun.

“Nanti kita minta semua CPO dari daerah ini tidak boleh ekpsor melalui pelabuhan lain, sehingga harga akan naik,” ujarnya.

Kemudian yang kedua, pendirian pabrik industrri pengolahan di Bengkulu. Kabupaten Seluma didirikan pabrik minyak goreng terbesar dan sekarang ini sudah konstruksi target 2020 beroperasi.

Menurutnya, semua ini merupakan penyelesaian fundamental, nanti pinalti ekspor di Belawan dan Teluk Bayur tidak lagi semuanya, agar CPO dari daerah ini diolah disini sebagian.

Lalu rintisan yang ketiga saat rapat sejumlah gubernur di sumatera. Pihaknya ingin komoditis unggulan di sumatera dikumpulkan jadi satu sehingga sumatera punya kekuatan dengan sistem pasatr modal salah satunya sawit.

“Saya katakana ayo diinisasi bikin industri B20 bahan bakar minyak solar ini yang masih direncanaklan,” ujarnya.

Menurutnya, itu baru baru penyelesaian, alau dinaikkan harga, daerah ini tidak akan bisa, jangankan bupati, presiden juga tidak bisa mengendalikan harga sawit, tetapi kalau dua solusi yang kita kerjakan tahun 2020 pasti ada perubahan.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019