Jakarta (Antara) - Tokoh pemuda yang juga yang juga pengurus Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Indonesia (BPP-HIPMI) Muhammad Idrus melihat relevansi Sumpah Pemuda 1928 di masa kini masih penting, terlebih saat spirit persatuan semakin memudar.

"Kaum muda terkotak-kotak dalam kelompok dan kepentingan sempit. Bahkan, terlibat penyimpangan seperti geng motor yang kriminal atau tawuran antar-kelompok," katanya di Jakarta, Rabu.

"Dan jika hal itu dibiarkan, maka kita telah mengkhianati sumpah generasi terdahulu yang memperjuangkan persatuan lintas kelompok," kata Idrus yang menjadi pembina gerakan Indonesia Bangun Desa (IBD).

Ia menjelaskan bahwa IBD adalah program pengkaderan wirausahawan muda dalam bidang agribisnis yang siap kembali ke desa.

Peserta IBD, katanya, diseleksi dari berbagai daerah di Indonesia.

"Mereka dilatih wawasan bisnis dan keterampilan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Setelah masa pelatihan, mereka ditempatkan di perusahaan yang berbasis pertanian perdesaan. Tugas mereka menggerakkan pusat pertumbuhan ekonomi

baru atau perkuat potensi desa," katanya Ketua BPP HIPMI Departemen Infrastruktur Kelautan dan Pesisir.

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Sosial Drs Sapto Waluyo, M.Sc mendukung gerakan agar kaum muda kembali membangun desa.

"Desa adalah masa depan Indonesia. Saat ini ada 74 ribu desa di seluruh Indonesia, 32 ribu di antaranya masih tertinggal. Potensi desa melimpah, namun infrastrukturnya terbatas. Tugas kaum muda mengatasi segala keterbatasan itu dengan kreativitasnya," katanya.

Kementerian Sosial, kata dia, siap berkolaborasi dengan LSM atau organisasi sosial kepemudaan.

Ia menjelaskan bahwa Kemsos membina karang taruna dan pekerja sosial masyarakat sebagai potensi kesejahteraan sosial. "Dalam program Bedah Kampung, kaum muda menjadi tenaga utama bergotong-royong memperbaiki rumah warga miskin yang rusak. Pembangunan fisik dan ekonomi tidak akan sukses tanpa ketahanan sosial yang mantap," katanya.

Di seluruh Indonesia ada sekitar delapan juta anggota karang taruna yang bergerak swadaya, demikian Sapto Waluyo.

Pewarta: Oleh Andy Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013