Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan pada musim kemarau ini sudah ada beberapa kecamatan di wilayah utara dan selatan di daerah itu yang dilanda kekeringan.
"Pada Juni lalu ada tujuh kasus kekeringan yang terjadi di beberapa kecamatan, maka dari itu kami terus melakukan koordinasi dengan setiap desa dan kecamatan untuk melakukan penanggulangan sejak dini," kata Kepala Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Rabu.
Dia mengatakan kekeringan yang terjadi pada awal musim kemarau ini memang belum parah. Akan tetapi, dari pengalaman tahun lalu lebih dari 50 persen kecamatan mengalami bencana tersebut.
Pada 2018, ada 28 di antara 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang dilanda kekeringan. Kabupaten Sukabumi memang setiap tahun menjadi menghadapi bencana tersebut.
Untuk antisipasi dampak agar tidak lebih luas, pihaknya melakukan penanggulangan sejak dini.
Baca juga: Waspadai dampak musim kemarau di Sukabumi
Pada tahun lalu pun, katanya, sudah dilakukan upaya tersebut, seperti pemasangan toren air dan pipanisasi.
Ia menjelaskan kekeringan tidak hanya melanda lahan pertanian dan perkebunan, tetapi ada beberapa titik yang warganya sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
"Ada beberapa langkah yang kami lakukan jika terjadi bencana kekeringan seperti mengirimkan air bersih ke lokasi terdampak dan untuk pipanisasi pun terus dilakukan, tetapi kendalanya harus mencari dahulu sumber air," katanya.
Pemetaan daerah rawan kekeringan sudah dilakukan Bidang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan BPBD Kabupaten Sukabumi sekaligus menunggu penetapan status siaga darurat kekeringan dari Pemprov Jabar.
Hingga saat ini, kekeringan memang belum berdampak besar, tetapi antisipasi sejak dini harus dilakukan agar dampaknya tidak terlalu besar.
"Apalagi bencana itu, dampaknya kepada sosial juga, sehingga penanggulangannya harus disesuaikan agar seluruh warga terdampak bisa mendapatkan bantuan yang merata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Pada Juni lalu ada tujuh kasus kekeringan yang terjadi di beberapa kecamatan, maka dari itu kami terus melakukan koordinasi dengan setiap desa dan kecamatan untuk melakukan penanggulangan sejak dini," kata Kepala Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Rabu.
Dia mengatakan kekeringan yang terjadi pada awal musim kemarau ini memang belum parah. Akan tetapi, dari pengalaman tahun lalu lebih dari 50 persen kecamatan mengalami bencana tersebut.
Pada 2018, ada 28 di antara 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang dilanda kekeringan. Kabupaten Sukabumi memang setiap tahun menjadi menghadapi bencana tersebut.
Untuk antisipasi dampak agar tidak lebih luas, pihaknya melakukan penanggulangan sejak dini.
Baca juga: Waspadai dampak musim kemarau di Sukabumi
Pada tahun lalu pun, katanya, sudah dilakukan upaya tersebut, seperti pemasangan toren air dan pipanisasi.
Ia menjelaskan kekeringan tidak hanya melanda lahan pertanian dan perkebunan, tetapi ada beberapa titik yang warganya sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
"Ada beberapa langkah yang kami lakukan jika terjadi bencana kekeringan seperti mengirimkan air bersih ke lokasi terdampak dan untuk pipanisasi pun terus dilakukan, tetapi kendalanya harus mencari dahulu sumber air," katanya.
Pemetaan daerah rawan kekeringan sudah dilakukan Bidang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan BPBD Kabupaten Sukabumi sekaligus menunggu penetapan status siaga darurat kekeringan dari Pemprov Jabar.
Hingga saat ini, kekeringan memang belum berdampak besar, tetapi antisipasi sejak dini harus dilakukan agar dampaknya tidak terlalu besar.
"Apalagi bencana itu, dampaknya kepada sosial juga, sehingga penanggulangannya harus disesuaikan agar seluruh warga terdampak bisa mendapatkan bantuan yang merata," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019