Sukabumi, 5/12 (ANTARA)- Petani di Sukabumi, Jawa Barat mulai beralih ke pupuk organik yang dinilai lebih murah dan bisa mengembalikan kesuburan tanah seiring  naiknya harga penyubur tanaman itu.

Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade, Sahlan di Sukabumi, Kamis mengatakan, petani di daerah selatan mulai beralih ke pupuk organik karena selain lebih murah, modal para petani di sini terbatas.

"Petani di sini sudah banyak yang beralih ke pupuk organik yang disebabkan oleh mahalnya harga pupuk saat ini baik subsidi apalagi non subsidi karena modal petani terbatas untuk bercocok tanam," kata Sahlan kepada wartawan, Kamis.

Menurutnya, sebelum harga pupuk naik para petani sudah kesulitan dalam hal permodalan khususnya untuk membeli pupuk dan tidak sedikit yang meminjam modal hanya untuk membeli pupuk subsidi.

Lebih lanjut, dengan kenaikan harga pupuk subsidi yang awalnya Rp1.600/kg yang menjadi Rp1.800/kg dirasa semakin memberatkan para petani.

"Oleh karena itu penggunaan pupuk organik menjadi pilihan alternatif kami dan kedepannya mungkin menjadi pilihan utama," katanya.

Tetapi menurutnya, selama ini memang petani masih tergantung kepada penggunaan pupuk kimia, dengan adanya metode penggunaan pupuk organik ini diharapkan, seluruh petani bisa beralih ke pupuk dari alam tersebut.

Untuk membuat pupuk organik, tambahnya, cukup mudah karena bahan bakunya dari alam juga seperti sampah dedaunan, kotoran ternak dan lain-lain.

"Kami pun memberikan pemahaman kepada para petani di sini, seperti dengan menggunakan pupuk organnik bisa mengembalikan tingkat kesuburan tanah pertanian, karena menggunakan pupuk kimia secara terus menerus akan mengurangi tingkat kesuburan tanah, dan yang paling penting adalah murah dan hasil panennya pun cukup memuaskan," kata Aslan.

Sementara, Syarif salah seorang petani menambahkan, memang sampai saat ini dirinya masih tergantung kepada pupuk kimia, tetapi dalam beberapa bulan terakhir ini, dirinya mencoba pupuk organik ternyata hasil panenya hampir sama, sehingga kedepannya dirinya akan lebih menggunakan pupuk organik.

"Saat ini saya lebih memilih menggunakan pupuk organik, karena di pasar harga pupuk subsidi sudah naik, bahkan pasokannya kosong sehingga terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya sangat memberatkan kami," tambahnya.
 
 
Aditya

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012