Warga Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang mengungsi akibat bencana pergeseran tanah terus bertambah dan hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat jumlah pengungsi sebanyak  338 jiwa.

"Luas lahan yang terkena dampak bencana ini terus meluas bahkan kondisinya semakin parah, ini mengakibatkan warga memilih mengungsi khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ditambah curah hujan yang tinggi," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Puldalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Sabtu.

Adapun rincian jumlah warga yang mengungsi sebanyak 103 kepala keluarga atau 338 jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 171 pria dan sisanya atau 167 wanita. Dari jumlah tersebut juga terdapat anak-anak dan balita.

Bencana ini mengakibatkan 109 rumah yang tersebar di RT 01, 02 dan 03 RW 09, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung rusak yang terdiri dari 12 rusak berat, 57 rusak sedang dan 40 rusak ringan. Rumah warga yang terdampak bencana itu dihuni 109 jiwa atau 352 jiwa.

Tidak hanya rumah warga yang rusak, tetapi bangunan lain seperti mushola, bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan MCK umum pun rusak. Untuk pengungsi pihaknya sudah mendirian beberapa tenda pleton dan ada juga sebagian warga yang tinggal di rumah saudaranya.

Ia mengatakan pihaknya juga sudah meminta kepada Bupati Sukabumi Marwan Hamami untuk segera menetapkan status Darurat Bencana Pergerakan Tanah, kemudian berkoodinasi dengan dinas lainnya seperti Dishub dan Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk mengalihkan kendaraan yang bertonase besar karena kondisi jalan sudah mulai belah.

"Kami juga menyediakan dapur umum untuk warga di pengungsian, selain itu bantuan darurat pun sudah mulai disalurkan untuk meringankan penderitaan korban bencana," ujarnyaa.

Sementara, tokoh masyarakat Desa Kertaangsana Asep Has mengatakan kondisi di Kampung Gunungbatu sudah memprihatinkan karena pergeseran tanah semakin parah sehingga banyak rumah warga yang rusak. Bencana ini perlu kajian khusus dari Badan Geologi untuk mengatahui apakah daerah ini masih layak untuk dijadikan permukiman atau tidak. 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019